Sebab, penurunannya hanya Rp 150 per liter. "Tidak terlalu besar, tetapi ini memberikan kejelasan ke masyarakat, kalau harga keekonomian turun, pemerintah akan menurunkan harga BBM-nya," ucap Darmin di Jakarta, Rabu (23/12/2015).
Lebih lanjut Darmin menyampaikan bahwa dengan mengikuti penurunan harga minyak mentah dunia, pemerintah mengurangi kebiasaan menumpuk utang di Pertamina.
Memang, kata Darmin, harga minyak mentah dunia sudah turun lama. Akan tetapi, pada waktu itu harga keekonomiannya masih lebih tinggi dari harga jual Premium Pertamina.
Darmin pun berharap evaluasi harga Premium, dan BBM lain lebih jelas periodisasinya, yakni tiga bulan sekali. (Baca: Harga Premium Turun Jadi Rp 7.150, Solar Jadi Rp 5.950)
Hal itu dikarenakan kerugian Pertamina yang sudah tertutup. "Kita enggak bicarakan lagi (kerugian Pertamina). Kita anggap itu selesai," ujar Darmin.
Menurut Direktur Reforminers Institute Priagung Rakhmanto, kalau alasannya hanya ingin memberikan kejelasan ke masyarakat, seharusnya penurunan harga BBM sudah dilakukan sejak pertengahan tahun ini.
"Kalau ngikutin maunya masyarakat supaya jelas, harusnya dari dulu Pak. Kalau turun ya turun," ucap Priagung.
Perhitungannya, harga BBM bisa turun sejak Agustus 2015. Priagung mengatakan, harga Premium saat itu seharusnya di level Rp 7.000 per liter.
Pada waktu itu harga minyak mentah dunia di kisaran 45-50 dollar AS per barel. Kemudian, lanjut Priagung, pada Oktober 2015, harga Premium diperkirakan bisa di kisaran Rp 6.500-Rp 7.000 per liter.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.