Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Rp 800.000, Kini David Raih Omzet Ratusan Juta

Kompas.com - 01/01/2016, 09:09 WIB
KOMPAS.com - Menjadi pengusaha di usia belia sudah menjadi jalan hidup David Yuwono. Lulusan Sekolah Bisnis Prasetya Mulya ini merintis usaha tas denim bernama Dry Bag sejak 2011. Kini omzet usahanya telah mencapai Rp 100 juta per bulan.  

Berjiwa pengusaha dan mampu mencium peluang bisnis rasanya cocok menggambarkan sosok David Yuwono. Pria lulusan Prasetiya Mulya Business School tahun 2013 silam ini masih relatif belia, yakni 24 tahun. Namun, pengalamannya berbisnis sudah cukup banyak.

Sejak berusia 19 tahun, David sudah bertekad untuk bisa mencari uang sendiri. Dia pernah menjajal berbisnis makanan, MLM, menjadi agen asuransi hingga agen properti.

Apalagi ketika mengenyam pendidikan di kampus yang sangat dekat dengan pelatihan di bidang bisnis dan manajemen, membuatnya peka dengan teori dan praktik berbisnis.

Di semester III, David merintis usaha membuat tas berbahan denim yang dia namakan Dry Bag. Ide ini terpicu dari bahan denim yang sedang tren kala itu di dunia fesyen. Dia lantas mengaplikasikannya sebagai bahan baku produk tas.  

Keunikan produknya terletak dari bahan denim yang dipilih. Jenis dan warna denim untuk produk tas buatannya bisa memudar seiring berjalannya waktu.

"Ini membuat tas terlihat lebih menarik dan keren," ujarnya.

Tak hanya itu, bahan baku tas pun dilapisi kain anti air dan pelapis yang diolesi minyak anti api.

Sebagai pengusaha yang baru merintis usaha tas denim Dry Bag di 2011, David Yuwono cukup sulit mencari pasar. Dia memulai dari lingkungan sekitar, seperti teman-teman di kampus dan adik kelasnya di SMA dulu. Penjualan lewat online pun dia jalani. Banyak kendala yang dia hadapi di awal usaha. 

Modal Rp 800.000
Pengalaman menjadi penjual membuat David Yuwono percaya diri menjajakan produk tas denim Dry Bag buatannya. Awalnya dia mulai memasarkan produk pada lingkungan terdekat. Dengan bermodal uang tabungan senilai Rp 800.000, David membuat beberapa tas sebagai contoh, yakni tas ransel yang simpel.

Bahan denim yang kala itu ramai dijadikan celana jins, dia sulap menjadi produk tas. Beberapa teman dekatnya dia minta untuk memakai tasnya. Adik-adik kelasnya terdahulu di SMA Gonzaga pun dia minta untuk menjadi kepanjangan tangan untuk menjual Dry Bag. Tagline 'makin brutal kamu pakai, makin keren' diciptakan untuk mengokohkan merek Dry Bag.

Karena menyasar kalangan anak muda, harga jual yang dia tetapkan harus sesuai dengan pasar, yakni sekitar Rp 150.000 per unit. Dia juga mencoba menjual lewat online.

"Dari situ, respons cukup baik. Awalnya omzet yang didapat waktu itu Rp 800.000 sampai Rp 2 juta dalam sebulan,” imbuh David.

Penjualan dari bulan ke bulan terus mengalami peningkatan. Darisitu, David terus mengembangkan model tas dan kualitas yang lebih bagus. Tetapi pada awal 2012, kualitas tasnya mulai menurun.

Penjahit langganannya yang menjadi pemasok tas tidak bisa menjaga kualitas produk, terutama pada aksesoris seperti resleting, pengait tas atau tali tas. Komplain dari konsumen pun berdatangan.

Halaman:
Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com