Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Total Investasi Pabrik Sagu Perhutani di Sorong Mencapai Rp 150 Miliar

Kompas.com - 01/01/2016, 18:54 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

SORONG, KOMPAS.com - Perum Perhutani telah merampungkan proyek pabrik sagu di Distrik Kais, Sorong, yang telah dibangun sejak 2013 lalu.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan, nilai investasi pabrik sagu ini mencapai Rp 150 miliar dan menghasilkan profit yang lumayan besar.

"Dari total investasi Rp 150 miliar, pabrik sagu Perum Perhutani ditargetkan akan memberikan kontribusi pendapatan ke perusahaan Rp 100 miliar per tahun," ujar Mustoha di pabrik sagu di Kais, Sorong Selatan, Jumat (1/1/2016).

Di awal tahun ini, pabrik sagu tersebut diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Mustoha mengatakan, dalam proyek itu, Perhutani teken kontrak perjanjian dengan PT Barata Indonesia (Persero) dan pengawasan manajemen konstruksinya oleh PT Indah Karya (Persero).

"Tiga bulan selanjutnya akan dilakukan commisioning di pabrik sebelum beroperasi penuh," kata Mustoha.

Pabrik sagu terbesar di Papua ini mempekerjakan 40 orang di pabrik dan 400 hingga 600 orang di hutan sagu.

Dalam produksinya, Perhutani akan membeli batang sagu seharta Rp 9000 pertual tergantung kualitas pohon tersebut.

Mustoha mengatakan, hutan sagu di Papua dapat menghasilkan tepung sagu hingga 900 kilogram perbatang.

"Berbeda dengan produksi sagu di bagian barat Indonesia dan Malaysia yang menghasilkan tepung maksimal 150-250 kilogram perbatang," kata Mustoha.

Berdasarkan kebutuhan tual sagu di pabrik, setiap keluarga di distrik Kais akan menebang rata-rata dua batang pohon sagu atau 20 tual sagu setiap hari.

Selain itu, masyarakat setempat juga dilibatkan seperti untuk transportasi penyedia bahan bakar minyak, dan semua akses suplai ke pabrik.

Mustoha menjamin industri sagu di Papua akan berkembang karena kayanya potensi sagu di sana. Terlebih lagi, masyarakat setempat turut dilibatkan dalam produksi setelah melakukan kerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Busiro di Kais.

"Lembaga ini diharapkan akan mewadahi proses bisnis ekonomi dan sosial antara warga masyarakat dengan pabrik sagu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com