Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Para Kreator di Negeri Transisi

Kompas.com - 04/01/2016, 05:40 WIB

                                         Oleh Prof Rhenald Kasali
                                               @Rhenald_Kasali

KOMPAS.com - Kisah tentang para kreator (change leader) yang dizalimi ternyata bukan hanya terjadi di sini, di Indonesia.

Itu terjadi di hampir semua benua, mulai dari Afrika, Amerika, maupun di Asia. Hampir semua tokoh besar mengalaminya.

Apakah dia Martin Luther King atau mendiang Munir. Juga dialami Einstein dan Mandela. Bahkan hal itu juga dirasakan oleh musisi-musisi kita dan para seniman besar yang tak dapat menikmati hasil jerih payahnya.

Kisah-kisah heroik para kreator dan change leader itu diceritakan oleh Kevin Ashton dalam bukunya yang berjudul The Secret History of Creation, Invention and Discovery.

Saya kutip saja kisah tentang Edmond yang menghentak penduduk Pulau Reunion, eks jajahan Inggris-Portugis dan Spanyol.

Di pulau itu, tepatnya di kota Sainte-Suzanne, Ashton terhentak menyaksikan sebuah patung bocah Afrika yang terbuat dari perunggu dengan gerakan tangan yang seakan tengah melakukan sesuatu.

Menjadi pertanyaan, siapa Edmond dan mengapa patungnya diabadikan di sana?

Semua ini berawal dari bisnis vanila, komoditas yang sejak abad 15-18 sudah digemari raja-raja Eropa, namun pasokannya amat terbatas.

Menurut Ashton, saat itu tak ada yang tahu bagaimana melakukan penyerbukan agar vanila berbunga dan berbuah.

Jadi sampai awal abad 19, pasokannya hanya sekitar 2 ton per tahun yang datang dari Meksiko. Belakangan, Charles Darwin melaporkan penyerbukan itu dilakukan kumbang Euglossa viridissima yang tidak ditemui di luar Meksiko.

Jadi walaupun tanaman itu sudah dibawa Belanda ke Pulau Jawa, Spanyol ke Filipina, dan dibawa penjajah Inggris ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke Reunion, vanila gagal panen.

Vanila baru menghasilkan buah berkat kerja keras seorang budak berusia 12 tahun yang dipelihara oleh keluarga Perancis, Fereol.

Tanaman yang sudah puluhan tahun dipelihara keluarga itu akhirnya berbuah baik dan keluarga itu diberkahi rezeki berlimpah. Kelak metodenya dikenal di Perancis sebagai Le geste dE’dmond.

Sejak itulah metode Edmond menyebar ke seluruh Pulau Reunion, menjadikan pulau ini kaya raya. Edmond dibebaskan sebagai budak 7 tahun kemudian (1848) dan inovasinya segera menyebar hingga ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke Hindia Belanda.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com