Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berlakukan Bebas Visa, Jokowi Tak Cemas Isu Keamanan

Kompas.com - 04/01/2016, 12:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah baru-baru ini memberlakukan Bebas Visa Kunjungan (BVK) ke Indonesia kepada sejumlah negara. Tujuannya tidak lain adalah untuk menambah devisa negara sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Presiden Joko Widodo menyatakan, pemerintah sudah melakukan kebijakan bebas visa tersebut. Terkait dampak keamanan yang dapat timbul setelah pemberlakuan ini, Jokowi mengaku tidak khawatir.

"Kamu lihat Singapura, Malaysia (memberlakukan bebas visa ke) 170 negara lebih. Mereka aman-aman saja kan? Kenapa dulu kita hanya 15 negara yang diberi bebas visa?" kata Jokowi kepada wartawan di Bursa Efek Indonesia, Senin (4/1/2016).

Menurut Jokowi, pemberlakuan bebas visa bertujuan untuk mendongkrak sektor pariwisata. Adapun terkait aspek keamanan, ia menyerahkannya kepada pihak kepolisian. "Urusan bebas visa untuk turisme. Keamanan itu urusan Polri. Jangan dicampur aduk," tegas Jokowi.

Pemerintah memberlakukan kebijakan bebas visa kunjungan terhadap 84 negara di dunia. Kemudian, pemerintah melakukan penambahan kepada beberapa negara hingga akhirnya bebas visa diberlakukan kepada total 174 negara di dunia.

Negara-negara baru yang mendapatkan fasilitas bebas visa kunjungan yaitu Australia, Brasil, Ukraina, Kenya, Uzbekistan, Banglades, Kamerun, Palestina, Honduras, Pakistan dan Mongolia, Sierra Leone, Uruguay, Bosnia-Herzegovina, Kosta Rika, Albania, Mozambik, Macedonia, El Salvador, Zambia, Moldova, Madagaskar, Georgia, Namibia, Kiribati, Armenia, Bolivia, Bhutan, Guatemala, Mauritania, dan Paraguay.

Ada beberapa negara yang tidak dimasukkan daftar negara yang diberi fasilitas bebas visa.

Negara-negara tersebut merupakan negara yang aktif dalam perdagangan narkoba dan eksportir ideologi ekstrem. Hal ini dilakukan untuk menghindari Indonesia menjadi ladang baru ideologi ekstrem dan radikal.

Juga terdapat negara-negara yang diberi perhatian khusus, yaitu Brasil, China, dan Australia. Brasil diberi setelah hubungan membaik pasca-konflik diplomatik terkait kasus hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com