Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tensi Timur Tengah Menghangat, Ringgit dan Rupiah Melemah

Kompas.com - 04/01/2016, 15:25 WIB
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Ringgit Malaysia dan rupiah Indonesia menjadi dua mata uang dengan pelemahan terbesar pada Senin (4/1/2016) ini.

Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 13.45 waktu Kuala Lumpur, ringgit tercatat melemah sebesar 1 persen menjadi di level 4,3360 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak 17 Desember lalu.

Sepanjang tahun lalu, ringgit sudah melemah 19 persen dan menjadi mata uang Asia dengan performa terburuk.

"Mata uang utama yang masih mendapat sokongan saat ini adalah dollar AS. Terlebih lagi, harga minyak masih menurun," ujar Saktiandi Supaat, Head of Foreign Exchange Research Malayan Banking Bhd, di Singapura.

Pada saat yang bersamaan, rupiah juga melemah 0,8 persen menjadi 13.895 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar dalam tiga pekan terakhir.

Sepanjang 2015, pelemahan rupiah mencapai 10,2 persen. Dengan demikian, rupiah sudah mencatatkan pelemahan selama lima tahun berturut-turut.

Menurut Leong Sook Mei, Southeast Asia Head of Global Markets Research Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ di Singapura, meskipun Indonesia mengumumkan pertumbuhan yang positif saat ini, rupiah masih akan tetap melemah.

"Sebab, ini berkaitan dengan keengganan investor mengambil risiko seiring ketegangan global," ujarnya.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan kedua mata uang Asia ini melemah adalah renggangnya hubungan antara Iran dan Kerajaan Arab Saudi.

Hal ini menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, yang mengumumkan bahwa Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada Minggu (3/1/2016) malam, setelah demonstran menyerbu Kedutaan Besar Saudi di Teheran.

Orang-orang berunjuk rasa di kantor Kedutaan Besar Saudi di ibu kota Iran tersebut untuk memprotes pelaksanaan hukuman mati terhadap ulama Syiah terkemuka oleh Pemerintah Arab Saudi, Nimr al-Nimr, pada Sabtu (2/1/2016), yang dikatakan terlibat kasus terorisme.

Kondisi itu menyebabkan dollar AS semakin perkasa. (Barratut Taqiyyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com