Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Gini Mengecil, Ridwan Kamil Klaim Warga Bandung Lebih Makmur

Kompas.com - 05/01/2016, 14:45 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengklaim kondisi ekonomi warga Bandung mengalami pertumbuhan positif, dengan mengacu pada menyusutnya angka ketimpangan sosial atau rasio gini warga Bandung.

"Jadi ada kabar baik secara ekonomi indeks kebahagiaan meningkat, gini rasio kita mengecil selama dua tahun. Gini rasio itu adalah rasio ketimpangan ekonomi gap orang miskin orang kaya," kata Ridwan Kamil, Selasa (5/1/2016).

Dia menyebut gini rasio Kota Bandung pada tahun 2013 berada di level 0,41. Dari hasil survey terbaru, rasio gini kota ini berada pada level 0,336.

"Artinya pendapatan antara orang miskin dan kelompok orang kaya tidak terlalu jauh di Bandung. Semakin mengecil kan artinya pendapatannya semakin mendekat, sehingga kemakmuran bisa tercapai kalau gini rasionya mengecil. Itu standar bank dunia," tuturnya.

Dia menjelaskan, salah satu faktor menurunya gini rasi Kota Bandung dengan berjalannya sejumlah program ekonomi kemasyarakatan, yang di antaranya kredit melati yang telah memberikan fasilitas kepada 6.000 nasabah.

"Salah satu faktornya adalah program kredit melati sudah 6000 penerima kredit, totalnya Rp. 18 miliar. Kalau dirata-rata perorang menerima Rp 3 juta," kata dia.

Selain itu, lanjut Ridwan Kamil, kenaikan Upah Minimur Kota (UMK) turut membantu memangkas jarak kesenjangan sosial warga Bandung. "Itu juga mempengaruhi semakin tinggi upah minimumnya sehingga bisa mengejar gap dengan kelas menengahnya," jelas Ridwan Kamil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementan Buka Lowongan Kerja Jadi Pengawas Proyek, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kementan Buka Lowongan Kerja Jadi Pengawas Proyek, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Manual ke Matic, Bank Saqu Giatkan Kebiasaan Menabung melalui Fitur 'Tabungmatic' Pertama di Indonesia

Manual ke Matic, Bank Saqu Giatkan Kebiasaan Menabung melalui Fitur "Tabungmatic" Pertama di Indonesia

Whats New
Bank Saqu Ajak Nasabah Menabung dari Kembalian Transaksi QRIS

Bank Saqu Ajak Nasabah Menabung dari Kembalian Transaksi QRIS

Whats New
MedcoEnergi Tebar Dividen Rp 1,13 Triliun dari Laba 2023

MedcoEnergi Tebar Dividen Rp 1,13 Triliun dari Laba 2023

Whats New
Tarif Promo Berakhir, Ini Tarif Baru LRT Jabodebek Mulai 1 Juni 2024

Tarif Promo Berakhir, Ini Tarif Baru LRT Jabodebek Mulai 1 Juni 2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 31 Mei 2024, Harga Ikan Kembung dan Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 31 Mei 2024, Harga Ikan Kembung dan Ikan Tongkol Naik

Whats New
Ricuh soal Tapera, Wapres Ma'ruf Sebut Karena Kurang Sosialisasi

Ricuh soal Tapera, Wapres Ma'ruf Sebut Karena Kurang Sosialisasi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Apakah Program Tapera Menguntungkan bagi Bisnis Properti?

Apakah Program Tapera Menguntungkan bagi Bisnis Properti?

Whats New
Emiten Keamanan Siber ITSEC Asia Cetak Pendapatan Rp 208,76 Miliar Sepanjang 2023

Emiten Keamanan Siber ITSEC Asia Cetak Pendapatan Rp 208,76 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
MRT Jakarta Kembali Beroperasi Normal Pagi Ini

MRT Jakarta Kembali Beroperasi Normal Pagi Ini

Whats New
Wall Street Jatuh, Terseret Saham Salesforce yang Anjlok 19,7 Persen

Wall Street Jatuh, Terseret Saham Salesforce yang Anjlok 19,7 Persen

Whats New
Tak Perlu Tapera, Pekerja Bisa Dapat Pembiayaan Rumah dari BPJS Ketenagakerjaan

Tak Perlu Tapera, Pekerja Bisa Dapat Pembiayaan Rumah dari BPJS Ketenagakerjaan

Whats New
Saat Wakil Presiden Meresmikan Gedung Landmark BSI Aceh

Saat Wakil Presiden Meresmikan Gedung Landmark BSI Aceh

Whats New
Perusahaan Gas Negara Bakal Tebar Dividen Rp 3,61 Triliun

Perusahaan Gas Negara Bakal Tebar Dividen Rp 3,61 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com