Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: 40 Persen Kemiskinan Ada di Negara Berkembang

Kompas.com - 07/01/2016, 15:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia menyatakan laju perekonomian yang melambat di negara-negara berkembang akan berdampak pada pertumbuhan global 2016. Pertumbuhan ekonomi global diprediksi 2,9 persen untuk tahun ini.

Berdasarkan laporan bertajuk Global Economic Prospects, Bank Dunia menyebut perlambatan yang tetap berlangsung di sejumlah negara berkembang diperkirakan akan menghambat upaya-upaya pengentasan kemiskinan dan pemerataan kemakmuran.

Efek tidak langsung dari perkembangan di beberapa negara ini akan mempengaruhi pertumbuhan di negara-negara berkembang lainnya dan dapat mengancam prestasi yang telah tercapai dalam upaya pengentasan kemiskinan.

“Lebih dari 40 persen dari penduduk miskin dunia berada di negara-negara berkembang di mana pertumbuhan melambat sepanjang 2015,” kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan resmi, Kamis (7/1/2015).

“Negara berkembang sebaiknya berfokus pada situasi pelemahan ekonomi dan berupaya melindungi kaum yang paling rentan. Lanjutan upaya reformasi tata kelola pemerintahan serta dunia bisnis dapat membantu, serta juga menekan dampak dari perlambatan ekonomi di negara-negara maju," jelas Kim.

Bank Dunia menyatakan, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan lebih rendah dari yang diharapkan pada 2015, ketika harga-harga komoditas jatuh, perdagangan dan arus kapital menurun, dan berbagai gejolak finansial mempengaruhi perekonomian dunia.

Pertumbuhan yang lebih kuat tahun depan akan tergantung pada momentum di negara-negara maju, stabilisasi harga komoditas dan transisi gradual di Tiongkok terkait model pertumbuhan yang lebih bertumpu pada konsumsi dan sektor jasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com