Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina: Penggunaan Minyak Mentah Domestik Bikin Biaya Produksi Lebih Ekonomis

Kompas.com - 20/01/2016, 13:13 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) masih melakukan upaya negosiasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) agar bisa mengoptimalkan penggunaan minyak mentah (crude) dari dalam negeri.

Seperti diberitakan, sejumlah perusahaan migas atau KKKS memiliki peraturan, jual-beli minyak mentah dilakukan melalui agen penjualan (trader). Akibatnya, Pertamina harus membeli minyak mentah dari trader di Singapura dengan pajak impor 3 persen.

"Kita sekarang sedang nego dengan KKKS. Sekarang ada kawan-kawan kita yang di Singapura yang melakukan negosiasi itu," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto ketika dikonfirmasi perkembangannya, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Dwi menjelaskan lebih gamblang, perusahaan migas global dalam mengelola perusahaannya dibagi antara produksi dan penjualan. Bagian hulu yang memproduksi migas tidak bisa menjual langsung kepada pembeli.

"Selalu dilakukan oleh trader. Kalau sekarang kita minta untuk domestik, ya lewat trader mereka," kata Dwi.

"Pada saat untuk perusahaan mengekspor, mereka-mereka tidak terkena pajak. Tapi pada saat kita pakai untuk kilang, ini yang terkena pajak," kata dia lagi.

Lebih ekonomis
Sementara itu, terkait dengan pemanfaatan minyak mentah dalam negeri untuk diolah di kilang-kilang Pertamina, Dwi menyatakan hal tersebut membuat biaya produksi lebih ekonomis.

Memang lanjut Dwi, kilang-kilang yang dimiliki Pertamina saat ini memiliki karakteristik beragam. Ada yang bisa mengolah minyak mentah jenis heavy sour. Dan, ada juga yang lebih efisien jika mengolah minyak mentah jenis light sweat.

"Beberapa campuran (heavy sour dan light sweat) itu kita program, bisa memproduksi produk dengan nilai yang maksimum. Itu akan lebih ekonomis. Oleh karena itu dari domestik sekitar 200.000-an barel, saya kira itu sangat bagus," ujar mantan bos PT Semen Indonesia (Persero) itu.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, menanggapi rencana relaksasi pajak impor 3 persen itu, pihaknya akan bertanya kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), apakah kilang-kilang domestik benar-benar akan mengolah minyak mentah dari lapangan dalam negeri. 

"Ini bukan masalah impor tidak impor. Cuman kilang yang efisien yang saya tahu adalah yang bisa mengolah minyak heavy-sour," kata mantan komisaris Pertamina itu. (Baca: Menkeu: Apa Benar Kita Mau Pakai Minyak Mentah Kita Sendiri?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com