Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2016, 15:27 WIB

Kereta api cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun, yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Kereta api cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan investasi sekitar 5,573 miliar dollar AS atau sekitar Rp 70 triliun yang investasinya bukan berasal dari APBN serta tanpa adanya jaminan pemerintah.

Investasi kereta api cepat Jakarta-Bandung dibiayai oleh konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium China Railways dengan skema bisnis. Direncanakan, proses konstruksi kereta api cepat selesai 2018 dan beroperasi mulai 2019.

Alokasi luar Jawa

Menurut Presiden, dengan investasi berasal dari konsorsium, pemerintah dapat mengalokasikan APBN untuk membangun infrastruktur di luar Jawa. ”Jadi, jangan lagi Jawasentris, tetapi Indonesiasentris,” katanya.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan pesan kepada Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping untuk terus bekerja sama dengan Indonesia di bidang lainnya, termasuk industri dan manufaktur.

Sementara itu, Duta Besar RRT untuk Indonesia Xie Feng mengatakan, kereta api cepat akan menjadi kereta api cepat pertama di ASEAN dan kereta api cepat pertama yang dibangun di daerah tropis.

Diselaraskan LRT

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, dengan adanya permintaan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk menyelaraskan kereta api cepat dengan kereta ringan atau light rail transit (LRT) Bandung Raya, akan segera dilakukan studi kelayakan. Pembangunan LRT Bandung Raya diperkirakan dapat dimulai triwulan III tahun ini sehingga dapat beroperasi bersamaan dengan beroperasinya KA cepat.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, untuk pengembangan kawasan, pihaknya bekerja sama dengan konsultan untuk menyusun rencana induk pengembangan kawasan. Setelah rencana induk jadi, akan diajukan izin lokasi kepada kepala daerah terkait. Setelah itu, baru pihak lain, seperti pengembang, diikutsertakan.

Rini menyatakan, proses pengurusan analisis mengenai dampak lingkungan telah dilakukan secara bertahap dan semua syarat telah dipenuhi PT KCIC. ”Dan biarpun amdal sudah selesai, kami pun akan selalu terbuka untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian. Itu hal yang normal,” kata Rini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com