“Paska-krisis 1998-1999 memang sektor manufaktur kita mengalami kemunduran,” ucap Darmin dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Sebagai gantinya, ada sektor-sektor yang menghasilkan sumber daya alam, antara lain pertambangan dan perkebunan. Hasilnya, sektor-sektor penghasil sumber daya alam ini menjadi andalan ekspor RI. Tetapi, hal ini tidak berlangsung terus-menerus.
Siklus harga tinggi komoditas tidak berlangsung lama. Apalagi ditambah ketika perekonomian China sebagai konsumen komoditas terbesar dunia mengalami kontraksi.
Darmin dalam paparannya juga mengatakan, memang perekonomian selama Orde Baru hampir setiap tahun mengalami defisit neraca transaksi berjalan. Namun defisit neraca transaksi berjalan tidak pernah besar, hanya 0,6 sampai 0,7 persen dari produk domestik bruto (PDB).
“Nah setelah krisis (1998-1999) defisitnya besar, tahun 2002 bahkan sampai 2010, transaksi berjalan surplus akibat kenaikan sumber daya alam. Di pihak lain, pembangunan infrastruktur, maupun pembangunan industrinya belum muncul,” kata Darmin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.