KOMPAS.com - Pasar tradisional di Tanah Air punya potensi yang menggiurkan kata Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Y. Joko Setiyanto. "Nilainya bisa sampai triliunan," tuturnya di sela-sela diskusi tentang peran bank perkreditan rakyat (BPR) di Jakarta pada Kamis (28/1/2016).
Lantaran itulah, BPR mesti mengubah cara kerjanya demi meraih sukses. "Jangan menggunakan track yang sama dengan bank umum. BPR harus kerja sampai malam," tuturnya.
Joko memaparkan lebih lanjut, pasar tradisional terbilang buka sepanjang waktu atau 24 jam setiap hari. Saat tengah malam pedagang memerlukan dana cair, semestinya BPR pun hadir melayani. "Jam tiga pagi pedagang butuh uang, ya, BPR harus hadir di situ," katanya menegaskan.
Sementara itu, catatan dari majalah BUMD Review Edisi 1/2015 menunjukkan hingga Juli 2015 total aset BPR mencapai Rp 95,2 triliun. Kemudian, pada periode itu, total dana pihak ketiga menyentuh angka Rp 80 triliun. Pinjaman kredit kepada masyarakat sekitar Rp 74 triliun.
Selanjutnya, catatan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan ada 1.644 BPR di Indonesia. BPR memunyai organisasi bernama Perbarindo. Sementara, asosiasi BPR milik pemerintah daerah bernama Perbamida.
Dalam diskusi tersebut, hadir pula Ketua Perbamida Mazirwan Delamat yang juga Direktur Utama (PD) PD BPR Sumsel. Dua pengurus Perbamida yang juga ikut hadir adalah Dirut PD BPR Sleman Muhammad Sigit dan Dirut PD BPR Jogja Kosim Junaedi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.