Pasalnya, pemerintah menargetkan penyaluran KUR tahun 2016 meningkat hingga berada di kisaran Rp 100 triliun hingga Rp 120 triliun.
Meskipun memiliki likuiditas dan pendanaan yang cukup untuk menyalurkan KUR, namun BCA masih memiliki kelemahan.
Menurut Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, perseroan tidak memiliki infrastruktur untuk menyalurkan kredit tersebut.
Oleh sebab itu, kata Jahja, perseroan lebih memilih untuk melakukan channeling atau kerjasama dengan bank-bank penyalur KUR, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) maupun Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Bahkan, ia juga menyatakan keinginannya untuk bekerjasama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku bank penyalur KUR terbesar.
"Bahkan kalau boleh (kerjasama) dengan BRI. Saya pun sudah sampaikan, BRI kalau kerjasama tidak apa-apa. Kita akan siapkan funding. Mereka kan sudah sangat siap," jelas Jahja kepada wartawan di Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Lebih lanjut, Jahja mengungkapkan, likuiditas dan pembiayaan BCA untuk KUR sebenarnya dapat diusahakan. Ia mengestimasi, perseroan dapat menyalurkan sekitar Rp 2 triliun.
"Kita belum ada infrastruktur. Kalau boleh, kita ikut KUR dalam channeling. Ini saya lagi propose, karena yang penting buat kita hasilnya ada," ujar Jahja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.