Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Lesu, United Tractors Pangkas Karyawan

Kompas.com - 02/02/2016, 08:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar memprihatinkan datang dari PT United Tractors Tbk. Perusahaan alat berat dan pertambangan itu "mengekor" aksi beberapa perusahaan lain yang sudah memangkas jumlah karyawan.

Langkah ini demi mengejar efisiensi biaya operasional. Alasan manajemen United Tractors menempuh cara tersebut ialah karena harga jual batubara yang tak kunjung "mendaki".

"Memang kondisinya sedang sulit, dari harga komoditas anjlok, maka perlu penyesuaian kapasitas produksi," tutur Sekretaris Perusahaan PT United Tractor Tbk Sara Kristi Loebis kepada Kontan, Senin (1/2/2016).

Manajemen United Tractors menampik program pengurangan karyawan tersebut disebut dengan program pensiun dini. Perusahaan berkode UNTR di Bursa Efek Indonesia itu menyatakan menggelar program pengunduran diri sukarela.

Program hanya berlaku untuk karyawan pada lini bisnis pertambangan. 

Misalnya, perusahaan itu tak lagi menggelar kerja lembur. Mereka juga memutuskan tak memperpanjang masa kerja karyawan kontrak.

Program pengurangan karyawan tersebut menyesuaikan proyeksi produksi batubara dan penggunaan alat berat yang terjadi saat ini. Sebagai informasi, selain memiliki area pertambangan batubara sendiri, United Tractors juga menawarkan jasa kontraktor pertambangan.

Nah, saat harga jual batubara "tiarap", ekspansi perusahaan pertambangan batubara ikut surut. Perusahaan pertambangan kemudian menunda rencana pembelian alat berat. Alhasil, permintaan alat berat pertambangan United Tractors tak bergairah.

Dihubungi secara terpisah, Ketua Perhimpunan Agen Alat Berat Indonesia Djonggi Gultom mengaku, memang banyak perusahaan alat berat yang memberhentikan karyawan.

Dari catatan dia, United Tractors memberhentikan sekitar 1.500 karyawan, sedangkan PT Trakindo Utama memberhentikan 800 karyawan. Perusahaan tersebut mengejar efisiensi agar bisa menjaga kestabilan kinerja.

After sales service

Meskipun saat ini langkah bisnis mereka tengah tertatih, manajemen United Tractors tetap berupaya mengembangkan bisnis yang masih mungkin tumbuh pada tahun ini. "Kami fokus pada program after sales service dan penjualan suku cadang," kata Sara.

Sepanjang tahun 2016 ini, United Tractors berharap masih bisa menjual 2.000 unit alat berat merek Komatsu. Sementara itu, target penjualan batubara mereka tahun ini menyusut 10 persen ketimbang realisasi tahun 2015.

Manajemen United Tractors hingga kini juga belum mau membeberkan realisasi penjualan alat berat dan penjualan batubara pada tahun lalu. Data penjualan terakhir yang bisa dipublikasikan oleh perusahaan ini adalah data per Januari–November 2015.

Sepanjang 11 bulan tahun lalu, mereka menjual 2.002 unit alat berat merek Komatsu. Catatan penjualan tersebut menyusut 41,19 persen dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun 2014, yakni 3.404 unit.

Sementara itu, penjualan batubara pada Januari–November 2015 tercatat 99,6 juta ton. Volume penjualan tersebut turun 4,32 persen ketimbang periode yang sama tahun 2014, yakni 104,1 juta ton batubara.

Tahun lalu, perusahaan ini juga berupaya melakukan penjualan bus Scania sebanyak 30 unit kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bus ini dipakai untuk transportasi PT Transjakarta. (Emir Yanwardhana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan Sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan Sejak Maret 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Cara Membuat Kartu Debit Mandiri Contactless

Work Smart
Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Rincian Lengkap Harga Emas 19 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Kembali Tertekan, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS

Whats New
Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Gencar Ekspansi, BUAH Bangun Cold Storage di Samarinda dan Pekanbaru

Whats New
Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Whats New
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucer Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com