Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyatakan, penurunan tarif listrik sebetulnya dapat lebih dalam. Selain itu, ia juga memandang penurunan tarif listrik hanya sebuah pencitraan yang memberi efek psikologis kepada masyarakat bahwa tarif listrik turun.
"Memang kalau saya lihat lebih ke pencitraan, pokoknya turun. Sebetulnya tidak signifikan," kata Hariyadi di Menara Kadin, Selasa (2/2/2016).
Hariyadi menuturkan, dengan harga minyak dunia yang mengalami penurunan cukup tajam, seharusnya koreksi tarif listrik juga dilakukan secara signifikan. Selain itu, selisih penurunan harga minyak dengan nilai tukar pun cukup besar.
"Antara harga turun dan pelemahan kurs selisihnya besar. Harusnya punya ruang untuk turun lebih besar," ujar Hariyadi.
Menurut Hariyadi, penurunan tarif listrik seharusnya menjadi sebuah kebijakan yang responsif terhadap situasi ekonomi, khususnya penurunan harga minyak. Dengan kebijakan yang responsif, daya saing industri akan lebih baik.
"Kebijakan tidak responsif, maka daya saing tidak optimal. Tetap bisa jualan, tetapi negara lain lebih kompetitif," kata Hariyadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.