Dengan melakukan peningkatan eksplorasi, maka ketika periode kenaikan harga minyak tiba, Indonesia dapat menarik manfaat karena ada peningkatan cadangan.
Menurut dia, dalam 10 tahun terakhir eksplorasi minyak masih sedikit. Selama periode tersebut, ada ratusan konsesi eksplorasi yang dibagikan.
Akan tetapi, konsesi tersebut malah diberikan kepada pihak yang tidak memiliki network, jaringan, dan modal. Akhirnya, eksplorasi tidak dilakukan sama sekali.
"Penurunan harga minyak dunia hanya berlangsung temporer. Nah, kita harus gunakan momentum turunnya harga crude oil ini untuk meningkatkan eksplorasi," kata Rizal.
Dengan melakukan peningkatan eksplorasi, maka ketika periode kenaikan harga minyak tiba, Indonesia dapat menarik manfaat karena ada peningkatan cadangan.
Sebelumnya, Komite Eksplorasi Nasional (KEN) mengidentifikasi adanya potensi cadangan minyak dan gas (migas) nasional sebesar 5,2 miliar barel setara minyak.
Potensi cadangan tersebut terdiri dari 2,7 miliar barel minyak dan 14 triliun kaki kubik gas.
Estimasi ini didapat dari 108 sumur penemuan migas yang sudah terbukti, berdasarkan data akhir 2015.
Sementara itu, Bank Dunia menurunkan proyeksi harga minyak dunia di 2016 menjadi US$ 37 per barel pada laporan "Commodity Markets Outlook," dari sebelumnya US$ 51 per Oktober 2015.
Pada 2015, harga minyak dunia turun 47% dan di 2016 ini diperkirakan akan kembali mengalami penurunan hingga 27%.
Pendorongnya, misal produksi minyak berlebih di Iran, penghematan ongkos produksi di Amerika Serikat, masuknya musim dingin serta prospek pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang melemah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.