Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Listrik 18 Juta Pelanggan 900 VA Terancam Dicabut

Kompas.com - 03/02/2016, 21:59 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), ternyata hanya ada 4,15 juta pelanggan Perusahaan Listrik Negara (Persero) golongan daya rumah tangga atau R1 900 volt ampere (VA) yang layak mendapatkan subsidi.

Berdasarkan data PLN per September 2015, jumlah total pelanggan R1 900 VA mencapai 22,47 juta pelanggan. Demikian diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Menurut Sudirman, saat ini Tim TNP2K sedang melakukan rekonsiliasi jumlah pelanggan PLN, dengan daya 900 VA yang bisa dimigraskan ke golongan lebih tinggi. Diharapkan, verifikasi data bisa rampung Mei 2015.

Pemerintah kini memang tengah membenahi penerapan subsidi listrik tepat sasaran untuk masyarakat tidak mampu golongan R1 900 VA. Sementara rumah tangga dengan daya 450 VA tetap disubsidi.

"Rumah tangga 900 VA yang mampu akan dicabut subsidinya," demikan hasil sidang kabinet terbatas, 4 November 2015, yang dipaparkan dalam pointer raker.

Apabila jumlah pelanggan R1 900 VA yang tercatat di PLN ada sebanyak 22,47 juta pelanggan, sedangkan  yang benar-benar miskin hanya 4,15 juta pelanggan, berarti ada 18,32 juta pelanggan PLN yang terancam dicabut subsidinya.

Anggota Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha menuturkan, verifikasi data dari TNP2K sangat penting agar subsidi listrik menjadi tepat sasaran. Meski begitu, pemerintah bisa meminta PLN untuk tidak mempersulit sambungan baru, bagi rumah tangga yang benar-benar tergolong masyarakat miskin.

"Verifikasi data sangat penting, sehingga masyarakat yang memang tidak mampu masih bisa menggunakan listrik 450 VA atau 900 VA," tutur Satya.

Anggota lain, Iskan Qolba Lubis menambahkan, PLN juga harus mempermudah penambahan daya bagi pelanggannya. Diharapkan tidak ada lagi pungutan-pungutan yang memberatkan masyarakat menikmati listrik dengan daya lebih tinggi.

Iskan mengusulkan agar PLN mengembangkan sistem online untuk sambungan baru dan penambahan daya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com