Di pasar spot, Jumat (12/02/2016) valuasi rupiah melemah 0,2 persen ke level Rp 13.490 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir rupiah sudah terangkat 0,98 persen.
Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah merosot 0,76 persen di level Rp 13.471 per dollar AS dengan penguatan 1,33 persen dalam sepanjang pekan ini.
David Sumual, Ekonom Bank Central Asia, mengatakan faktor pendorong penguatan rupiah dari sisi domestik memang cukup kuat. Data terbaru, defisit transaksi berjalan sepanjang 2015 mengalami perbaikan sebesar 17,8 miliar dollar AS.
Selain itu, capital inflow di pasar modal tinggi karena larinya investor ke pasar emerging seperti Indonesia. Suntikan modal juga datang dari bergulirnya paket kebijakan terbaru, yang kesepuluh.
Hanya saja David mengatakan pekan depan untuk melihat pergerakan rupiah perlu mewaspadai laporan neraca perdagangan China, PDB Eropa 2015 dan inflasi AS. Jika data China dan Eropa masih buruk serta inflasi AS meningkat, bukan tidak mungkin rupiah kembali tertekan.
“Bukan tidak mungkin katalis eksternal yang jadi penjegal rupiah,” prediksi David. Meski demikian, David menilai peluang penguatan rupiah sepanjang pekan depan masih ada meski lebih tipis.
Hal tersebut bisa terjadi jika data domestik cukup positif sehingga bisa menjadi daya tahan dari sisi eksternal. (Namira Daufina)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.