Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Negara-negara Berkembang Ini Lebih Parah dari Indonesia

Kompas.com - 16/02/2016, 13:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia menutup tahun 2015 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7 persen.

Meski tidak terlalu tinggi, kondisi perekonomian Indonesia masih lebih baik dibandingkan beberapa negara berkembang lainnya di dunia.

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada, A Tony Prasetiantono, menjelaskan, ada beberapa negara berkembang yang terlilit masalah dalam perekonomiannya.

Negara mana saja yang dimaksud? Salah satunya adalah China.

Menurut Tony, China mengalami penurunan daya saing lantaran upah buruh yang meningkat.

Hal ini biasa terjadi pada negara yang pertumbuhan ekonominya kuat sehingga pendapatan per kapita ikut meningkat. Dengan demikian, upah pun akan meningkat.

"Akhirnya, banyak perusahaan di China mulai melakukan relokasi ke negara lain. Ini juga alasan mengapa Pemerintah China melakukan devaluasi yuan, yang bertujuan meningkatkan daya saing ekspor," kata Tony di Jakarta, Senin (15/2/2016) malam.

Selain upah buruh yang meningkat, China juga mengalami masalah berkurangnya belanja pemerintah untuk menstimulus perekonomian.

Ini terjadi karena China sudah membangun apa pun sehingga akhirnya mencapai titik jenuh.

Dampaknya, China mencari proyek di luar negeri, seperti Indonesia, Iran, dan Thailand.

Negara berkembang lain yang bermasalah adalah Brasil. Sebab, negara ini terlalu bergantung pada produk primer dan komoditas, yang saat ini harganya sedang jatuh.

Akibatnya, kata Tony, APBN negara tersebut jebol. Defisit APBN Brasil mencapai 10 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Bandingkan dengan defisit APBN Indonesia yang hanya 2,5 persen dari PDB.

"Ada lagi yang lebih parah, yaitu Venezuela, yang memiliki cadangan minyak terbesar di dunia setelah Arab Saudi. Karena terlalu mengandalkan penerimaan dari minyak, APBN pun jebol.Untuk mengatasinya, Pemerintah Venezuela malah mencetak uang. Akhirnya, inflasi mencapai 240 persen," kata Tony.

Negara tetangga Indonesia pun mengalami masalah, yakni Malaysia. Tony mengungkapkan, cadangan devisa Malaysia kini hanya tinggal 92 miliar dollar AS, sementara Indonesia mencapai 102 miliar dollar AS.

"Mereka terkena pukulan jatuhnya harga minyak. Petronas juga kolaps sehingga penerimaan pemerintah jadi berkurang, apalagi Perdana Menteri-nya ketahuan korupsi," ungkap Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com