Dengan demikian, suku bunga acuan yang saat ini di kisaran 7 persen akan turun di level 6,75 persen.
Menurut Leo Rinaldy, analis Mandiri Sekuritas, beberapa faktor yang dapat mendorong penurunan BI rate antara lain penurunan harga BBM dan potensi deflasi dalam beberapa bulan mendatang.
Potensi deflasi menurunkan potensi inflasi jadi sekitar 4,5 persen (dibanding estimasi inflasi semula 5 persen).
Selain itu, penurunan BI rate juga didorong oleh kenaikan suku bunga Federal Reserve, bank sentral AS, sesuai ekspektasi pasar.
Faktor ketiga, yakni stabilnya kondisi rupiah yang terlihat dari rendahnya pergerakan rupiah terhadap dollar AS.
"Bank Indonesia mempertahankan tone positif," tulis Leo dalam paparan risetnya kepada KOMPAS.com, Jumat (19/02/2016).
Inflasi diperkirakan antara 3-5 persen, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sekitar 5,2-5,6 persen dan defisit transaksi berjalan dibawah 3 persen dari PDB.
Sebelumnya, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen.
Bank Indonesia juga menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) primer menjadi 6,5 persen.
Dengan diturunkannya GWM Primer tersebut, maka akan ada tambahan likuiditas sebesar Rp 36 triliun yang dapat digunakan untuk penyaluran pembiayaan.
Dengan demikian, kredit akan bertumbuh antara 13-15 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.