Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Semangat Memerangi Suku Bunga Tinggi dan Kebiasaan yang Sulit Diubah

Kompas.com - 19/02/2016, 14:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorM Fajar Marta

Karena memiliki posisi tawar tinggi, BUMN dan pemda pun kerap menekan bank dengan meminta bunga deposito yang tinggi, di atas bunga pasar, bahkan di atas bunga penjaminan.

Bank pun tak bisa berbuat apa-apa, mau tak mau menuruti kemauan mereka. Karena memberikan bunga deposito yang tinggi, biaya dana bank pun membengkak. Agar tak rugi, mereka pun membebankannya kepada peminjam (debitor) dengan cara menaikkan bunga kredit. Alhasil, bunga di Indonesia pun terus tinggi dan sulit turun.

Agar BUMN dan pemda tak lagi seenaknya meminta bunga deposito yang tinggi kepada bank, Pemerintah pun berencana menetapkan batas atas bunga deposito yang bisa dinikmati BUMN dan pemda.

Menurut Bambang Brodjonegoro, batas atas tersebut akan berada di bawah tingkat bunga deposito yang berlaku di pasar. Artinya, jika bunga deposito komersial jangka satu bulan yang berlaku saat ini sekitar 7,55 persen pertahun, maka BUMN dan Pemda akan menerima di bawah itu.

Untuk mengimplementasikan hal itu, pemerintah berencana merevisi Peraturan Pemerintah (PP) yang merupakan turunan dari Undang-undang Nomor 1 tahun 2004.

Jika BUMN dan pemda mau menerima bunga deposito yang rendah, maka bank juga bisa meminta deposan lain yang besar-besar seperti konglomerasi swasta untuk menerima bunga deposito yang lebih rendah. Dengan catatan, bunganya tetap kompetitif dan di atas inflasi.

Jadi, dalam konteks ini, yang ingin dihilangkan adalah tingkat bunga deposito yang tidak wajar yang diperoleh melalui “tekanan” dan “ancaman” sang deposan besar.

Jika terjadi demikian, maka bunga deposito dan simpanan secara keseluruhan akan turun. Dampaknya, bank juga akan menurunkan bunga kredit sehingga pelaku sektor rill happy dan bergairah untuk mengembangkan usahanya. Dampak lebih jauhnya, pertumbuhan ekonomi akan terdorong menjadi lebih cepat.

Dengan langkah-langkah tersebut, Wapres Kalla, yang dari dulu getol menyerukan penurunan suku bunga kredit, menargetkan bunga kredit perbankan bisa turun ke level 7 persen pada 2017. Saat ini rata-rata bunga kredit masih bertengger di level 12,83 per tahun.

"Kalau bunga kredit bisa 7 persen, barulah Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain,” ujar Kalla.

Saat ini di ASEAN, memang hanya bank-bank di Indonesia yang mengenakan bunga kredit double digit. Bank-bank di negara ASEAN lain rata-rata hanya mengenakan bunga kredit single digit, berkisar 5-6 persen.

Jika otoritas fiskal menggunakan cara itu untuk mendorong penurunan bunga kredit, strategi OJK lain lagi.

Menurut Muliaman Hadad, pihaknya akan menggunakan instrumen insentif untuk mendorong penurunan bunga oleh perbankan.

“Bank-bank yang bisa meningkatkan efisiensinya, akan diberikan insentif,” kata Muliaman.

Bank-bank di Indonesia selama ini memang terkenal memiliki biaya operasional yang tinggi. Maklum saja, agar bisa bersaing, bank-bank nasional harus membuka cabang di seluruh pelosok Indonesia yang luas ini.

Biaya operasional semakin besar karena debitor di Indonesia didominasi pelaku usaha mikro dan kecil. Bank harus membuka cabang hingga ke desa-desa dan merekrut banyak karyawan untuk bisa menyentuh mereka.

Namun, bank sendiri banyak yang berperilaku boros. Bangunan megah, gaji pejabatnya yang tinggi, dan kerap menggelar acara seremonial merupakan contoh-contoh yang banyak dikritik.

Menurut Muliaman, jika bank bisa meningkatkan efisiensinya, maka bank memiliki ruang untuk menurunkan bunga kreditnya. Pasalnya, selain biaya dana, bunga kredit juga dibentuk oleh beban operasional, risiko, dan margin keuntungan yang ingin diambil.

Muliaman belum menyebutkan seperti apa kriteria bank yang efisiensinya dianggap bagus. Mantan anggota Dewan Gubernur BI itu juga belum menjelaskan insentif macam apa yang akan diberikan. Namun, selaku otoritas perbankan, OJK memiliki banyak kewenangan untuk mengatur kerja perbankan.

Masalah klasik

Suku bunga tinggi merupakan masalah klasik di Indonesia. Inflasi yang selalu tinggi merupakan penyebab awal.

Sayangnya, Bank Indonesia juga tidak berani menerobos kebuntuan ini. Inflasi yang menjadi patokan bank sentral untuk menetapkan suku bunga adalah inflasi inti, yakni inflasi yang dibentuk oleh ekspektasi masyarakat dan nilainya cenderung stabil, tidak fluktuatif.

Inflasi inti tidak termasuk harga-harga makanan pokok yang cenderung fluktuatif (volatile food) dan harga komoditas yang dikendalikan pemerintah seperti bahan bakar minyak (administered price).

Nah, sejak dulu sampai sekarang, BI cenderung menetapkan BI rate 250 – 350 basis poin di atas inflasi inti. Saat ini inflasi inti sekitar 3,62 persen dan BI menetapkan BI rate 7 persen yang berarti ada rentang (spread) sebesar 338 basis poin atau 3,38 persen poin. Rentang tersebut tergolong besar dibandingkan negara-negara lain.

BI beralasan rentang itu harus dijaga agar investor asing di pasar keuangan Indonesia dan deposan lokal tidak melarikan dananya ke luar negeri. Padahal, daya tarik tidak semuanya harus dibebankan pada persoalan suku bunga. Akibat hal ini, BI rate yang menjadi suku bunga dasar bagi suku bunga lainnya selalu tinggi.

Persoalan lainnya adalah bank-bank di Indonesia juga terbiasa menjaga rentang bunga yang besar, demi meraih keuntungan sebesar-besarnya sekaligus menutup ketidakefisienan.

Rentang bunga dalam hal ini adalah selisih antara bunga kredit dan bunga dana. Saat ini rentang bunga rata-rata sebesar 5,23 persen poin, yang terbentuk dari rata-rata bunga kredit sebesar 12,83 persen dan bunga dana sebesar 7,6 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Produk Petrokimia Gresik Sponsori Tim Bola Voli Proliga 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com