Menurut Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto, dari sisi GWM Primer, BPR tidak mengalami dampak secara langsung.
Sebab dampaknya secara langsung lebih dirasakan bank umum.
Akan tetapi, ketika bank umum memperoleh tambahan likuiditas dari penyesuaian GWM, maka kerjasama dengan BPR akan semakin lebih baik.
"Kalau itu semakin dilonggarkan, berarti bagi bank umum likuiditasnya makin bagus. Oleh karenanya, kerjasamanya dengan BPR makin bagus, karena linkage bisa lebih optimal. Itu dari sisi GWM," kata Joko ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (19/2/2016).
Sementara dari sisi BI Rate, penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin diakui Joko diharapkan dapat mendorong suku bunga dana turun.
Dengan demikian, penurunan suku bunga dana akan membuat biaya pun mengalami penurunan.
"Artinya ketika kita mendapat dana yang lebih murah, maka harapannya kita ke end user, ke masyarakat UMKM juga menjualnya lebih kompetitif, lebih murah," terang Joko.
Meskipun demikian, dampak penurunan BI Rate menurut Joko tidak serta merta dapat langsung dirasakan.
Bagi BPR, kata dia, setidaknya membutuhkan waktu tiga hingga enam bulan untuk dapat mentransmisi kebijakan moneter tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.