Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor AS Siap Bangun Pembangkit Listrik Digital di Indonesia

Kompas.com - 20/02/2016, 19:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi minat investor kelistrikan ternama Amerika Serikat untuk membangun "software monitoring center" (pusat pemantauan perangkat lunak) di Indonesia yang berfungsi dalam melakukan digitalisasi pembangkit listrik hingga 10 GigaWatt.

Kepala BKPM Franky Sibarani di Jakarta, Sabtu (20/2/2016), mengatakan "digital power plant" yang direncanakan akan membutuhkan banyak ahli teknik dan akan menjadi salah satu pusat digital yang terbesar di luar AS.

"Ini proyek yang sangat strategis dan sejalan dengan pernyataan Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian digital di ASEAN," katanya.

Menurut Franky, investor yang berminat untuk membangun digital tersebut telah memiliki entitas perusahaan di Indonesia, sehingga komunikasi yang telah dilakukan di Amerika Serikat nantinya akan ditindaklanjuti dengan perwakilan yang ada di Indonesia.

Apalagi pemerintah telah mencanangkan untuk membangun infrastruktur pembangkit listrik sebesar 35.000 MW.

Lebih lanjut, Franky menjelaskan bahwa digitalisasi pembangkit listrik tersebut akan membuat fungsi pembangkit listrik layaknya seperti baterai sehingga lebih efisien dan dapat menghemat triliunan rupiah.

Dalam situs perusahaan disebutkan bahwa perusahaan telah mengerjakan proyek "digital wind farm", dengan nilai penghematan mencapai 100 juta dolar AS.

Dalam pertemuan dengan Kepala BKPM saat mendampingi kunjungan Presiden Jokowi ke San Fransisco, perusahaan AS tersebut juga menyampaikan beberapa perkembangan bisnis di Indonesia termasuk perkembangan kerja sama dengan BUMN kereta api maupun BUMN kelistrikan di Indonesia.

Investor tersebut juga menyinggung mengenai kerjasama bisnisnya dengan salah satu maskapai penerbangan nasional. Perusahaan AS tersebut merakit mesin untuk 147 pesawat milik maskapai penerbangan nasional.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam lawatannya ke San Fransisco, AS, dalam rangka menghadiri KTT AS-ASEAN serta mengunjungi beberapa perusahaan teknologi informasi menyampaikan bahwa dirinya menargetkan Indonesia dapat menjadi pusat ekonomi digital pada 2020.

Implementasinya dilakukan dengan mengoptimalisasi aset yang dimiliki oleh Indonesia berupa kelas menengah yang terus meningkat, pertumbuhan bisnis "e-commerce" serta maraknya bisnis "start-up" yang terus berkembang. (Dikky Setiawan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber KONTAN
Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah

Whats New
UOB Indonesia Luncurkan Fitur FSCM, Sasar Perusahaan Rantai Pasok

UOB Indonesia Luncurkan Fitur FSCM, Sasar Perusahaan Rantai Pasok

Whats New
Maybank Punya Shariah Wealth Management, Ini Manfaatnya untuk Nasabah

Maybank Punya Shariah Wealth Management, Ini Manfaatnya untuk Nasabah

Whats New
Judi Online Gunakan QRIS, Komisi XI DPR: BI Harus Evaluasi Sistem Layanan secara Menyeluruh

Judi Online Gunakan QRIS, Komisi XI DPR: BI Harus Evaluasi Sistem Layanan secara Menyeluruh

Whats New
Tepung Bumbu Cap Opung Diluncurkan, Targetkan Pasar di Area Jatim

Tepung Bumbu Cap Opung Diluncurkan, Targetkan Pasar di Area Jatim

Rilis
Jurus Pertamina agar Bright Gas Makin Diterima Pasar

Jurus Pertamina agar Bright Gas Makin Diterima Pasar

Whats New
Mendag: Social Commerce Hanya Boleh Fasilitasi Promosi, Tak Boleh untuk Bertransaksi

Mendag: Social Commerce Hanya Boleh Fasilitasi Promosi, Tak Boleh untuk Bertransaksi

Whats New
Pemerintah Larang 'Social Commerce' Fasilitasi Transaksi Perdagangan

Pemerintah Larang "Social Commerce" Fasilitasi Transaksi Perdagangan

Whats New
QRIS Digunakan untuk Judi 'Online', Pengamat: BI Bersama OJK, PPATK, dan Polri Bisa Blokir

QRIS Digunakan untuk Judi "Online", Pengamat: BI Bersama OJK, PPATK, dan Polri Bisa Blokir

Whats New
Rehabilitasi DAS, Perusahaan Tambang di Dairi Tanam Mangrove di Lahan Seluas 60 Hektar

Rehabilitasi DAS, Perusahaan Tambang di Dairi Tanam Mangrove di Lahan Seluas 60 Hektar

Whats New
Wika Beton Raup Kontrak Rp 4,67 Triliun, Proyek Infrastruktur Masih Dominan

Wika Beton Raup Kontrak Rp 4,67 Triliun, Proyek Infrastruktur Masih Dominan

Whats New
Aplikasi BCA Mobile Alami Gangguan, Ini Respons Manajemen

Aplikasi BCA Mobile Alami Gangguan, Ini Respons Manajemen

Whats New
HCML Didorong Tingkatkan Produksi Gas hingga 500 Juta Standar Kaki Kubik Per Hari

HCML Didorong Tingkatkan Produksi Gas hingga 500 Juta Standar Kaki Kubik Per Hari

Whats New
UOB Targetkan Akuisisi Bisnis Konsumer Citibank Rampung November 2023

UOB Targetkan Akuisisi Bisnis Konsumer Citibank Rampung November 2023

Whats New
Mewaspadai Praktik 'Predatory Pricing' di 'Social Commerce'

Mewaspadai Praktik "Predatory Pricing" di "Social Commerce"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com