Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Sejarah Yang Berulang, Sulitnya Menurunkan Bunga Kredit di Indonesia

Kompas.com - 24/02/2016, 16:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorM Fajar Marta

Besarnya cukai dibuat sedemikian rupa sehingga net margin bank akan lebih rendah jika marginnya di luar rentang BI. Penalti seperti ini bisa memaksa bank mengurangi spread," kata Dradjad.

Mengulang Strategi Lama

Cerita di atas menunjukkan bahwa berbagai upaya untuk menurunkan suku bunga kredit tidak pernah efektif di negeri ini.

Memang tidak mudah menurunkan suku bunga kredit di Indonesia yang inflasinya selalu tinggi, biaya logistiknya tinggi, struktur perbankannya tidak sehat, dan pelaku usaha yang didominasi segmen mikro dan kecil.

Namun, itu juga tidak terlepas dari bentuk kebijakan yang diambil. Semua strategi dan upaya menurunkan suku bunga kredit selama ini cenderung hanya imbauan dan iming-iming insentif.

Bank yang tidak mengindahkan imbauan tidak mendapatkan sanksi apa-apa. Apalagi, manfaat insentif yang ditawarkan mungkin lebih kecil dibandingkan manfaat tidak mengindahkan imbauan.

Akibatnya, bank pun memilih tetap mempertahankan suku bunga kredit tinggi, yang memang menguntungkan bagi mereka. Apalagi, toh, setinggi apapun suku bunga kredit, nyatanya masih bisa diserap pasar walaupun dengan keluhan.

Saat ini, pemerintah, bank sentral, dan OJK kembali mengulang cara-cara lama yang menitikberatkan imbauan, supervisory action, dan insentif untuk mendorong penurunan suku bunga kredit. Apakah berhasil? Mudah-mudahan kali berhasil.

Berbicara mengenai suku bunga kredit, sebenarnya kita berbicara mengenai faktor-faktor pembentuknya.

Ada tiga komponen pembentuk suku bunga kredit yakni harga pokok dana, biaya operasional (overhead) dan marjin keuntungan (profit margin).

Harga pokok dana adalah biaya yang dikeluarkan bank untuk membayar bunga simpanan (dana pihak ketiga/DPK) seperti tabungan, deposito, dan giro. Harga pokok dana juga termasuk biaya dana dan biaya regulasi.

Dalam bisnis non perbankan, harga pokok dana ini setara dengan biaya bahan baku produksi.

Sebagai contoh, saat ini, rata-rata bunga kredit di Indonesia untuk kredit ritel yang wajar adalah 11,57 persen setahun. Angka tersebut terbentuk dari biaya pokok dana sebesar 6,35 persen, overhead cost sebesar 3,15 persen, dan margin keuntungan 2,06 persen.

Nah, agar bunga kredit bisa turun, maka besaran komponen-komponen itu harus diturunkan.

Komponen yang disasar pemerintah, BI, dan OJK  untuk diturunkan adalah harga pokok dana dan biaya overhead mengingat kedua komponen tersebut masih bisa dioptimalkan.

Pemerintah tentu tidak akan memaksa perbankan menurunkan margin keuntungan karena itu akan membuat industri perbankan bergejolak.

Penurunan komponen harga pokok dana dan biaya overhead juga tidak ada hubungannya langusng dengan pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan. Sebab NIM lebih banyak dipengaruhi oleh besarnya kredit yang disalurkan.

Penurunan besaran komponen justru bisa membuat NIM dan keuntungan perbankan membesar karena dengan bunga kredit yang murah, akan lebih banyak kredit yang disalurkan.

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com