Pasalnya, negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara menerapkan tingkat suku bunga yang jauh lebih rendah.
Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand telah menerapkan suku bunga kredit satu digit (single digit).
Sementara di Indonesia dari dulu hingga sekarang, suku bunga kredit masih dua digit (double digit).
Mengutip data Bank Dunia, Hariyadi menuturkan perbandingan suku bunga deposito dan kredit sejumlah negara ASEAN. (Lihat grafik)
Hariyadi menyebut, selama ini ada pandangan bahwa kredit murah sulit diterapkan di Indonesia.
Menyoroti suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate yang dipandang masih tinggi, Hariyadi mempertanyakan patokan penetapan BI Rate.
Menurut dia, suku bunga acuan di Filipina bisa mencapai 1,2 persen dengan inflasi 2 persen.
"Argumentasi apa yang mengatakan BI Rate harus selalu di atas inflasi? Suku bunga acuan negara lain bisa lebih rendah dari inflasinya. Harus ada keberanian melangkah, kalau tidak, maka tidak akan ke mana-mana," terang Hariyadi.
Sebelumnya, Menteri Perkonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah berupaya mendorong penurunan suku bunga kredit dengan berbagai aturan.
(Baca : Semangat Memerangi Suku Bunga Tinggi dan Kebiasaan yang Sulit Diubah)