Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri Nilai OJK "Norak"

Kompas.com - 02/03/2016, 14:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Faisal Basri menyatakan, ada baiknya pemerintah tidak melakukan kesalahan yang tidak perlu.

Kesalahan tak perlu yang dilakukan pemerintah dapat mengganggu sektor ekonomi dan keuangan, misalnya mengganggu nilai tukar rupiah maupun pergerakan saham emiten-emiten BUMN.

Apa saja contohnya?

"Misalnya, OJK mewajibkan lembaga keuangan dan asuransi membeli SUN lebih banyak. Ini norak, tidak benar itu Muliaman D Hadad (Ketua Dewan Komisioner OJK)," kata Faisal dalam acara Market & Economic Outlook 2016 "Strategi Investasi di Tahun Monyet" di Jakarta, Selasa (2/3/2016).

Akibatnya, pasar saham menurun sebagai respon atas pernyataan OJK tersebut. Dalam situasi semacam itu, investor asing akan terlebih dahulu melihat dan mengambil respon.

Contoh lain, Faisal juga menyoroti kebijakan OJK yang mendorong agar perbankan menjaga Marjin Bunga Bersih atau Net Interest Margin (NIM) di angka 4 persen.

Kebijakan tersebut dinilai Faisal tidak terlalu perlu untuk dilakukan. "Saya bandingkan NIM tertinggi adalah Thailand, Indonesia ketiga, dan yang terendah adalah Malaysia dan Vietnam. Kita tidak jelek-jelek amat," ujar ekonom UI ini.

Menurut Faisal, penyakit pemerintah adalah adanya inkonsistensi, ketidakjelasan nahkoda ekonomi, dan melakukan kesalahan yang sebenarnya tidak perlu. Sehingga, saham-saham BUMN pun akan terkena imbas.

"Jangan Jokowi tiba-tiba minta Semen Indonesia turunkan harga semen Rp 3.000. Semen Indonesia langsung turun," lanjut dia. "Saya tidak tega untuk bilang jauhi saham-saham BUMN. Bapak dan Ibu harus hati-hati dengan saham BUMN yang rentan diintervensi harga oleh pemerintah."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com