KOMPAS.com - Selalu ada kaitan antara kantong cekak dengan kebiasaan merokok. Di China, saat ini, kedua hal itu terwujud.
Dalam wartanya, laman Bloomberg hari ini, Selasa (15/3/2016) menunjukkan informqasi bahwa pelemahan ekonomi berdampak pada industri rokok di Negeri Tembok Raksasa tersebut.
Perusahaan Negara China National Tobacco Corp memaparkan bahwa pada sepanjang 2015 silam penjualan rokok di China turun 2,4 persen. Sementara, produksi rokok juga susut 0,9 persen.
Asal tahu saja, jumlah perokok di China menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) nyaris menyentuh angka 400 juta orang. Sementara, rerata produksi rokok di China ada di kisaran angka 2,5 triliun batang.
Kendati demikian, bak kelaziman, penurunan-penurunan itu mesti berhadapan dengan dampak sosial ekonomi. Soalnya, andai pelemahan ekonomi itu berlarut-larut, industri rokok bakal memangkas jumlah pekerjanya.
Tak hanya itu, ada provinsi-provinsi tertentu seperti Provinsi Yunnan Barat Daya terancam kehilangan pendapatan cukup besar. Pasalnya, provinsi tersebut mengandalkan pendapatan dari pajak rokok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.