Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari "Gini"... Tak Seperempat Jumlah Orang Indonesia Punya Rekening!

Kompas.com - 21/03/2016, 07:37 WIB
Reza Pahlevi

Penulis

KOMPAS.com – Merujuk data sensus penduduk yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, jumlah penduduk Indonesia sekitar 241 juta orang. Namun, dari jumlah itu baru kisaran 60 juta orang yang tercatat memiliki rekening di bank. Padahal, industri perbankan Indonesia mencatat pada 2015 ada 175 juta rekening. Kok bisa?

Publikasi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2015 menyatakan, ada banyak nasabah perbankan Indonesia memiliki lebih dari dua rekening. Kemiskinan juga tidak tepat menjadi alasan mereka tak punya rekening, karena data BPS pada September 2015 menyebutkan, penduduk yang masuk kategori miskin "hanya" 28 juta orang.

Artinya, banyak orang Indonesia tidak memiliki rekening di bank bisa jadi lebih terkait dengan perilaku menabung mereka.

"(Hasil) survei menentukan ada tiga alasan kenapa orang tidak punya rekening," ujar Sales and Management Head PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Muhammad Reza, seperti dikutip Kompas.com pada Minggu (14/2/2016).

Alasan pertama, sebut Reza, orang-orang yang tak punya rekening itu memang tak memiliki sisa uang untuk ditabung.

"(Mereka juga) berpikir menabung di bank ada setoran minimalnya," kata Reza.

Mereka juga berpikir, lanjut Reza, memiliki rekening tabungan di bank akan memakan biaya banyak. Sudah begitu, prosedur membuat rekening tabungan pun masih dianggap rumit.

Literasi keuangan

Bentuk pilihan cara "menabung" di masyarakat juga beragam, selain membuka rekening tabungan. Ada yang menyimpan uang di bawah bantal atau di dalam lemari pakaian, sementara yang lain menggunakan kelebihan uang untuk membeli logam mulia sebagai "tabungan".

Meski banyak orang—kebanyakan di lingkungan pedesaan—yang masih takut uangnya dicuri "babi ngepet"—salah satu mitos di masyarakat—, kurangnya literasi mengenai pentingnya memilliki rekening tabungan di bank adalah penyebab orang menabung memakai cara lain.

Padahal, memiliki rekening tabungan di bank adalah cara termudah memiliki akses ke sistem keuangan, termasuk jika kelak ingin mengajukan kredit ke perbankan. Karena itu, Pemerintah bersama sejumlah otoritas di bidang keuangan menggeber program keuangan inklusif, setidaknya sejak 2013.

Program tersebut bertujuan mendorong lebih banyak masyarakat memiliki rekening tabungan di bank. Bahkan, program Pemerintah untuk menggantikan subsidi bahan bakar minyak, sekarang diberikan dalam wujud rekening yang bisa diakses memakai ponsel, tak lagi dalam wujud tunai.

Terlebih lagi, menabung di bank memberikan jaminan keamanan yang lebih pasti. Setiap simpanan uang di bank mendapat penjaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), selama memenuhi tiga persyaratan yang ditentukan.

Persyaratan pertama adalah rekening tercatat di bank itu sendiri. Kedua, tingkat suku bunga yang diberikan bank kepada nasabah tidak melebihi suku bunga penjaminan yang ditetapkan LPS. Ketiga, pemilik rekening tidak terlibat aktivitas yang merugikan insitusi keuangan, termasuk bank.

Selanjutnya, jika ketiga persyaratan itu terpenuhi, nasabah mendapat jaminan uangnya tidak hilang ketika bank tempatnya menabung berhenti operasi. Namun, perlu dicatat juga, bahwa LPS hanya menjamin simpanan nasabah senilai maksimal Rp 2 miliar.

Berdasarkan data LPS, sampai akhir Desember 2015 tercatat ada 118 bank yang masuk daftar penjaminan LPS. Rinciannya, 106 adalah bank umum konvensional dan 12 bank umum syariah. Dari kategori bank umum konvensional, ada empat bank milik pemerintah, 26 bank milik pemerintah daerah, 66 bank umum swasta, dan 10 kantor cabang bank asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com