Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Taksi...!

Kompas.com - 27/03/2016, 08:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Semuanya bisa dikerjakan sendiri. Taksi online juga tidak membutuhkan pool yang investasi atau sewanya mahal. Mobil disimpan di garasi rumah masing-masing sehingga tidak dianggap cost.

Dengan demikian, beban usaha dapat dihilangkan sebagai pembentuk harga oleh taksi online atau sistem sharing economy secara umum.

Kalau begitu, biaya taksi online sudah lebih murah 8,5 persen dari taksi konvensional.

Karena bukan merupakan badan usaha, para pemilik mobil taksi online juga tidak dikenakan pajak penghasilan yang porsinya sekitar 5 persen.

Dengan demikian, dari beban usaha dan pajak, taksi online sudah bisa menurunkan tarif taksi hampir 14 persen.

Sekarang kita lihat komponen beban langsung.

Apa saja pos-pos dalam komponen beban langsung? Itu terdiri dari komisi pengemudi, biaya bahan bakar minyak (BBM), biaya perbaikan/pemeliharaan/suku cadang, biaya KIR/perizinan, biaya penyusutan mobil, dan asuransi.

Komisi yang diberikan Blue Bird kepada para pengemudinya rata-rata 30 persen. Jadi, jika dalam satu hari pendapatan pengemudi sebesar Rp 600.000, maka pengemudi  bersangkutan mendapatkan komisi sebesar Rp 180.000.

Porsi biaya BBM rata-rata 21 persen, porsi biaya penyusutan 13 persen, porsi KIR/perizinan 1,4 persen, porsi perbaikan/pemeliharaan/suku cadang 3,8 persen, dan asuransi 0,2 persen.

Total porsi beban langsung terhadap harga sekitar 70 persen.

Biaya BBM antara taksi konvensional dan taksi online tentu sama.

Lalu di mana perbedaannya?

Taksi online umumnya tidak memperhitungkan biaya penyusutan mobil. Para pemilik mobil menganggap urusan jual beli mobil dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual beli mobil merupakan ranah pribadi yang tidak berkaitan dengan usahanya.

Taksi online juga tidak perlu mengeluarkan biaya KIR dan perizinan karena tidak masuk dalam kategori angkutan umum.

Dengan demikian, beban biaya penyusutan dan biaya KIR sebesar total 14,4 persen dapat dihilangkan.

Ini pun dengan mengasumsikan, taksi online memperhitungkan biaya perbaikan/suku cadang dan asuransi. Padahal faktanya, banyak juga pemilik mobil yang menganggap biaya-biaya tersebut sebagai pengeluaran pribadi sehingga tidak diperhitungkan sebagai cost.

Jadi, jika ditotal dari pemangkasan beban usaha, biaya langsung, dan pajak, tarif taksi online bisa diturunkan hingga 30 persen.

Faktanya, tarif taksi online memang lebih murah 25 – 30 persen dibandingkan tarif taksi konvensional.

Bagaimana pendapatan masing-masing pengemudi? Ternyata, pendapatan nominal yang diterima pengemudi taksi online maupun taksi konvensional sebenarnya tidak berbeda jauh.

Porsinya terhadap total pendapatan memang berbeda. Pengemudi taksi online menerima 50 – 60 persen dari total pendapatan taksi online, sementara pengemudi taksi konvensional menerima 30 persen dari total pendapatan taksi konvensional.

Namun, karena tarif taksi online lebih murah 30 persen, maka secara nominal pendapatan keduanya tidak jauh berbeda.

Ghulam/Otomania Fasilitas servis berkala di bengkel Blue Bird yang sudah standar bengkel resmi.

Tetap untung meskipun melambat

Banyak pihak memperkirakan, pendapatan taksi konvensional akan tergerus tajam oleh keberadaan taksi online.

Faktor ini pula yang menjadi alasan sopir taksi konvensional ramai-ramai menggelar unjuk rasa menolak GrabCar dan Uber pada Selasa (22/3/2016) yang berujung pada aksi vandalisme dan bentrok sesama sopir.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com