JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said yakin, ada pihak-pihak yang sengaja menghambat pembangunan infrastruktur minyak di Indonesia di masa silam. Akibatnya, infrastuktur kilang nasional sangat minim.
Saat ini, di tengah kebutuhan minyak nasional yang meningkat, infrastuktur kilang justru belum siap. Sebab, terakhir kali Indonesia membangun kilang minyak yakni pada 1994.
"Tidak mungkin para ahli di tahun 90-an tidak memperkirakan ini. Tidak terbangunnya kilang adalah sesuatu yang disengaja, didesain oleh para importir (minyak)," kata Sudirman di Jakarta, Kamis (30/3/2016).
Ia menuturkan, kesengajaan itu membuat dampak yang sangat besar bagi sektor migas nasional. Hingga saat ini. Kapasitas kilang yang ada hanya mampu menyimpan cadangan minyak 30 hari saja.
"Sementara kebutuhan (minyak) kita sekarang 1,6 juta barel per hari. Kapasitas kilang hanya 800.000, separuh lagi harus impor," kata Sudirman.
Menurut dia, masalah tata kelola migas pula lah yang pertama kali ditanyakan Presiden Jokowi saat bertemu untuk pertama kalinya. Bahkan tutur Sudirman, Presiden banyak bertanya mengenai sepak terjang para mafia migas.
Ia pun mengatakan kepada Presiden Jokowi bahwa perubahan tata kelola migas sangat penting. Namun, ada resiko dari setiap perubahan.
"Jawaban saya, saya beri contoh, ada banyak urusan yang berhenti di Kantor Presiden. Di dalam setiap langkah dari percobaan perbaikan, pasti ada gangguan," ucap Sudirman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.