Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waketum PAN: Penurunan Harga BBM Kurang Banyak...

Kompas.com - 03/04/2016, 06:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Didik J Rachbini menegaskan, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah dan berlaku mulai per 1 April 2016 kurang besar.

"Kurang. BBM itu turunnya kurang. Harus signifikan seperti turunnya harga minyak," kata Didik di Jakarta, Sabtu (2/4/2016).

"Kan kita sudah tahu kasat mata. Harganya dari 100 dollar AS per barel, sekarang 30 dollar AS per barel. Kan sepertiganya," imbuh Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) itu.

Seperti diketahui pemerintah memutuskan penurunan harga BBM jenis premium dan solar masing-masing Rp 500 per liter.

Menurut Didik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said - melihat acuan harga minyak dunia - bisa melakukan penurunan lebih besar.

Penurunan harga BBM yang lebih besar, sambungnya, bisa menjadi angin segar bagi dunia industri.

Maka dari itu, kata Didik, Menteri Perindustrian Saleh Husin seharusnya bisa menangkap kesempatan tersebut untuk menyusun kebijakan industri.

"Dengan ada kesempatan BBM super murah, industri bisa mendapatkan angin, seperti layarnya bisa dikembangkan. Karena sekarang 'klepek-klepek' industrinya hanya tumbuh 3-4 persen," kata Didik.

"(Hal itu) Karena sekarang tidak ada kebijakan. Ada angin kalau layarnya tidak dikembangkan, ya akan hilang begitu saja," imbuhnya lagi.

Sementara Didik meyakini bahwa apabila kebijakan industri betul-betul disiapkan di tengah harga energi yang murah, maka ekonomi akan tumbuh. Sehingga dalam dua-tiga tahun mendatang, pendapatan masyarakat bisa terkerek 50 persen.

Kompas TV Pro Kontra Harga BBM Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com