Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktur Pengembangan BEI: "Memang Banyak Orang Indonesianya?"

Kompas.com - 05/04/2016, 14:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Surga bebas pajak kini tengah ramai diperbincangkan berbagai kalangan. Bagaimana tidak, kasus kebocoran dokumen pengemplang pajak yang dikenal dengan nama "Panama Papers" ini menyeret banyak nama-nama pengusaha, politisi maupun atlet dunia ternama.

Namun, dalam kesempatan lain Kompas.com mencoba meminta tanggapan terkait hal itu ke salah satu pejabat Bursa Efek Indonesia. Nicky Hogan yang menjabat sebagai Direktur Pengembangan BEI mengaku belum mengetahui akan hal tersebut.

"Belum dengar, memang banyak orang Indonesianya ya? Nanti saya cek." ujar Nicky kepada Kompas.com di Gedung BEI, usai menjadi pembicara pada acara bertema "Alternatif Pembiayaan Infrastruktur".

Di portal-portal berita online nasional maupun internasional secara gamblang menyebutkan nama-nama yang terkait baik itu dari kalangan pengusaha maupun politisi.

Ada sekitar 800 nama yang disebut-sebut telah menggunakan jasa Mossack Fonseca (sebuah firma hukum asal Panama) untuk untuk mendirikan perusahaan di luar negeri yang memiliki yuridiksi bebas pajak.

Sejumlah nama terkenal di kalangan pengusaha Indonesia juga masuk dalam daftar "orang kaya" yang menyembunyikan asetnya di luar negeri, melalui perusahaan perlindungan offshore.  (Baca: Ada 2.961 Nama dari Indonesia di Bocoran "Panama Papers").

Regulator di Indonesia pun bertindak. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf mengonfirmasi bocoran "Panama Papers" yang menyebutkan ada 2.961 nama dari Indonesia terindikasi tindak penghindaran pajak kemungkinan besar ada benarnya.

Yusuf mengatakan akan menelusuri laporan investigasi mendalam dari Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) bersama-sama dengan badan PPATK di negara-negara lain yang tergabung dalam The Egmont Group. (Iwan Supriyatna)

(Baca: Kepala PPATK: Bocoran "Panama Papers" Kemungkinan Besar Benar).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com