Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Perekonomian : Indonesia Belum Berhasil Kembangkan Industri Manufaktur

Kompas.com - 11/04/2016, 19:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BREBES, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, Indonesia belum berhasil mengembangkan sektor industri manufaktur.

Padahal, industri ini mampu menyerap tambahan tenaga kerja dengan pekerjaan dan pengupahan yang baik.

Darmin menyebut, selama Indonesia tak bisa menyelesaikan dan mengembangkan manufaktur, maka kesenjangan sosial akan sulit membaik.

Oleh sebab itu, setelah pembangunan infrastruktur, maka mau tidak mau pembangunan manufaktur harus digenjot.

"Sektor industri manufaktur adalah sektor industri yang produktifitasnya relatif tinggi. Kita segera akan masuk juga ke dalam pengaruh dari ekonomi digital, yang kita belum tahu persis dampak akhirnya gimana, tapi apapun juga, manufaktur adalah kuncinya," ungkap Darmin di Brebes, Senin (11/4/2016).

Sejak dulu, ujar Darmin, alasan Indonesia tidak bisa mengembangkan industri manufaktur adalah lantaran infrastruktur yang belum baik.

Namun, kini infrastruktur diakui Darmin sudah mulai membaik meski masih dalam proses pembangunan.

Seharusnya, kata Darmin, ketika infrastruktur mulai dibangun, Indonesia sudah harus bersiap untuk mengembangkan industri manufaktur.

"Kalau Anda tanya berapa lama itu, sekarang ini kan pertumbuhan sektor industri manufaktur itu tidak lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi kita secara keseluruhan. Itu harus lebih tinggi, supaya peranannya naik," papar Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com