PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Upaya menghidupkan kembali pabrik pengolahan timah, PT Koba Tin, di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bergantung pada keputusan politik.
Pembukaan kembali pabrik yang pernah berjaya selama hampir 30 tahun tersebut, kini tinggal menunggu rekomendasi Komisi VII DPR RI.
“Pemerintah daerah tak bisa langsung membuat perusahaan ini bergerak kembali. Karena ini terkait dengan Wilayah Pertambangan Negara (WPN) yang membutuhkan rekomendasi dari Komisi VII,” kata Ketua DPRD Kepulauan Bangka Belitung, Didit Srigusjaya, usai talkshow bersama Kompas TV News Bangka, Jumat (15/4/2016).
Menurut dia, kepala daerah, baik gubernur maupun bupati, harus getol mendesak DPR RI agar rekomendasi segera keluar. Beberapa waktu sebelumnya, Komisi VII DPR RI sudah berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Namun, belum ada keputusan soal PT Koba Tin.
“Jika kami diamkan, perekonomian daerah tidak akan pernah bangkit. Saat ini justru banyak bermunculan tambang liar di lokasi eks Koba Tin. Ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama,” ujar Didit.
Adapun PT Koba Tin selama hampir 30 tahun beroperasi sempat beberapa kali berganti kepemilikan. Antara lain, dari Australia dan Malaysia. Selama beroperasi PT Koba Tin telah berkontribusi membuka ribuan lapangan kerja dan menjadi sumber pendapatan daerah.
Setelah PT Koba Tin ditutup pada tahun 2014, menyisakan pabrik dan peralatan yang mulai berkarat, serta sejumlah karyawan yang belum dibayar pesangonnya. Dampak lainnya, banyak mahasiswa yang terputus kuliahnya karena tidak ada lagi beasiswa.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, baik pemprov, pemkab maupun BUMN PT Timah sudah pernah duduk satu meja untuk membahas soal investasi pada PT Koba Tin. Namun karena belum ada rekomendasi, penyertaan modal belum bisa dilakukan.
“Memang ke depan, pembangunan daerah akan bergerak tanpa timah. Namun potensi saat ini juga tak bisa diabaikan. Kandungan timah di wilayah Koba Tin masih besar dan harus dimanfaatkan,” pungkas Didit yang berasal dari Dapil Bangka Tengah ini.
Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.