Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Menteri Susi Gairahkan Industri Galangan Kapal

Kompas.com - 19/04/2016, 23:25 WIB
Muhammad Fajar Marta

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Industri galangan kapal nasional mulai bergairah kembali.

Sebabnya, pesanan kapal di dalam negeri terus meningkat belakangan ini.

Seiring itu, kucuran kredit ke sektor industri galangan kapal semakin deras.

"Tahun lalu, PT PAL Indonesia menerima order kapal yang cukup banyak. Saking banyaknya, beberapa diantaranya baru bisa dikerjakan tahun ini," kata Direktur Utama PT PAL M Firmansyah Arifin Selasa (19/4/2016) di London Inggris seperti dilaporkan Wartawan Kompas.com M Fajar Marta.

Menurut Firmansyah, meningkatnya pesanan kapal tidak terlepas dari kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Dalam dua tahun terakhir ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memesan kapal dalam jumlah besar untuk nelayan.

Tahun ini, KKP menganggarkan sekitar 3.000 kapal dengan berbagai ukuran.

Proyek pengadaan kapal itu akan dilelang kepada galangan-galangan kapal nasional menggunakan lelang elektronik atau e-procurement untuk menghilangkan kongkalikong dan rekayasi tender.

Diperkirakan, 170 galangan kapal nasional akan dilibatkan dalam proyek tersebut.
Firmansyah mengatakan, ke depan, industri galangan kapal nasional akan semakin sehat karena pesanan kapal terus meningkat.

Kebijakan Menteri Susi mengenai moratorium kapal eks asing juga turut mendorong permintaan kapal ikan di dalam negeri.

Akibat kebijakan tersebut, kapal eks asing tidak bisa lagi menangkap ikan di perairan Indonesia.

Untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan kapal eks asing, pengusaha perikanan dan nelayan domestik pun ramai-ramai memesan kapal di dalam negeri.

Pemerintah telah mewajibkan seluruh kapal harus dibuat di dalam negeri kecuali kapal besar yang belum bisa dibuat di Indonesia.

Jadi ternyata, kebijakan Menteri Susi tidak hanya menguntungkan nelayan dan industri perikanan, tetapi juga industri galangan kapal nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com