Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Tegas kepada LSM yang Jadikan Industri Sawit Sasaran Tembak

Kompas.com - 26/04/2016, 13:14 WIB
|
EditorBambang Priyo Jatmiko

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku industri sawit meminta agar melakukan tindakan tegas kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang melakukan kampanye negatif terhadap industrisawit nasional.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang menyatakan pemerintah harus ikut membatasi ruang gerak LSM yang mempjokkan industri sawit.

"Kami seperti obyek penderita ketika LSM memunculkan data-data yang tidak jelas asal usulnya," ujar Togar kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (26/4/2016)

Senada dengan Gapki, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Jamhari mengatakan, secara ekonomi tidak ada alasan untuk menyebutkan sawit nasional tidak bermanfaat.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, Jamhari menyebutkan bahwa sektor pertanian yang menyumbang surplus hanyalah perkebunan. Adapun sawit menjadi kontributor utamanya.

"Sawit kan diserang isu dari luar dan dalam, Gapki jangan bertahan tetapi harus menyerang, karena menyerang adalah salah satu pertahanan yang paling baik," imbuh Jamhari.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) Ricky Avenzora pun secara tegas mengatakan LSM selama ini berbicara tanpa dasar.

Salah satu hal yang menarik dalam memperbincangkan LSM lingkungan di Indonesia adalah tentang "kemurnian suara".

Kemurnian suara tersebut menjadi penting untuk ditelisik, karena selama ini banyak kejanggalan yang dilontarkan LSM-LSM terkait industri sawit.

"Mereka hanya menjadi corong kepentingan asing untuk memenuhi perut mereka sendiri," tegasnya.

Lebih jauh Ricky meminta pemerintah untuk membentuk LSM Watch untuk mengatur pergerakan LSM. "Perlu audit LSM, bentuk LSM Watch," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+