Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diterimanya, penghasil devisa terbesar untuk RI selain Migas adalah sektor perkebunan yang disumbang oleh sawit.
"Pemerintah sampai saat ini belum ada pernyataan yang secara tegas menyebutkan bahwa sawit adalah penyumbang devisa terbesar negara," pungkas Togar.
Dosen Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) Ricky Avenzora, secara gamblang menyebut bahwa wacana moratorium adalah wacana yang keliru.
Jika kebijakan ini dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kualitas produksi, produktifitas lahan, serta penerapan teknik pengelolaan lahan yang baik dan optimal maka Ricky menyetujui akan hal itu.
Namun, jika moratorium ini ditafsirkan dalam artian penghentian semua aktifitas pengembangan industri sawit nasional menurutnya perlu ada perdebatan keras akan hal ini.
"Keliru kalau di moratorium. Kita perlu berdebat keras untuk hal ini," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.