Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BCA Sebal Ada Nasabah Cek Saldo hingga 780 Kali dalam Sebulan

Kompas.com - 27/04/2016, 20:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menyatakan, perseroan belum berencana mengenakan biaya untuk cek saldo pada anjungan tunai mandiri (ATM).

Namun, rencana pemberlakuan biaya ini dinilai Jahja bukan tanpa sebab.

Jahja menuturkan, kalau perbankan ingin maju, maka nasabah pun harus maju.

Ia mencontohkan, ada nasabah BCA yang melakukan pengecekan saldo hingga ratusan kali dalam sebulan menggunakan ATM.

"Bayangkan, saya cek itu ada yang cek saldo sebulan itu 780 kali ke ATM. Kalau ATM-nya di depan rumah, tidak apa-apa, tetapi kalau dia naik motor harus bayar parkir segala macam?" kata Jahja di Jakarta, Rabu (27/4/2016).

Oleh sebab itu, Jahja menuturkan, perseroan akan mengedukasi dan mengarahkan nasabah untuk memanfaatkan internet banking ataupun mobile banking untuk mengecek saldo.

Oleh karena itu, nasabah dapat mengecek saldo dalam frekuensi besar tanpa perlu mengeluarkan biaya ataupun pergi ke ATM.

"Waktu kami analisis, memang tidak banyak yang seperti itu, tetapi ya ini menyebalkan," ungkap Jahja.

Ia menjelaskan, dalam sebulan, transaksi ATM BCA mencapai 150 juta kali.

Adapun 35 juta transaksi di antaranya berupa pengecekan saldo.

Banyaknya frekuensi pengecekan saldo melalui ATM, kata Jahja, cenderung merugikan.

Pasalnya, setiap transaksi terhubung ke server pusat sehingga bebannya menjadi berat.

Selain itu, akan ada pengeluaran berupa kertas dan tinta cetak apabila nasabah mencetak saldonya di ATM.

Biaya-biaya semacam ini, kata Jahja, tidak terlihat, tetapi sebenarnya besar.

"Ini bagaimana kita mengedukasi, kita ajarkan untuk pakai e-banking. Saya tidak mau mengenakan biaya, nanti dimarahi orang," ujar Jahja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com