Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generation Gap, Peluang Ataukah Ancaman?

Kompas.com - 02/05/2016, 08:26 WIB

                      Oleh Jazak Yus Afriansyah
                                        @jazakYA

"Saya tidak tahu apa yang terjadi pak Jay, yang jelas anak-anak sekarang gampang sekali mutungan. Saya tegur sedikit saja sudah lunglai dan maunya resign saja, padahal dulu saya dimaki atasan saya biasa saja, karena itu saya anggap sebagai bagian dari pengembangan.

Betul yang Pak Jay bilang tadi, generasi sekarang maunya sukses secara instan, padahal saya ada pada posisi ini memerlukan waktu dan proses yang tidak sebentar. Tapi anak buah saya maunya cepat dipromosikan menjadi Manajer, ini yang membuat saya gusar!"

"Saya sungguh tidak mengerti tren apa ini pak? Saya melihat fakta bahwa Turn Over khususnya mereka yang lahir pada tahun 80-an keatas sangat tinggi sekali, padahal di perusahaan saya gaji dan benefit yang kami berikan sangat bersaing!"

Tiga  fakta di atas adalah isu utama yang saat ini mulai menjadi tantangan di dunia kerja. Kaitannya dengan kepemimpinan dan adanya “Generation Gap” atau Jarak Generasi yang begitu lebar di dalam suatu korporasi.

Kita ketahui, saat ini ada tiga generasi yang bercokol di dalam suatu perusahaan. Generasi pertama adalah mereka yang disebut sebagai Generasi X, yaitu beliau yang lahir pada tahun 50-an hingga 60-an. Sudah pasti, generasi ini sekarang menempati posisi strategis Top Management.

Generasi berikutnya adalah mereka yang lahir di era 70-an hingga 80-an, Generasi disebut sebagai Generasi Y. Berdasarkan kajian empiris, saat ini generasi tersebut ada pada posisi Midle Management dan beberapa di Top Management.

Nah ini dia generasi yang sedang hot menjadi bahan kajian bersama sebagaimana tiga kisah nyata di atas, adalah mereka yang lahir pada era 80-an keatas hingga tahun 2000-an.

Beberapa referensi menyebut sebagai Generasi Z atau disebut juga sebagai Generasi Milenia.

Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan 3 generasi tersebut didalam sebuah perusahaan? Dan apakah ini adalah ancaman atau peluang?

Saat ini yang terjadi adalah adanya jarak pada ketiga generasi tersebut sering menyebabkan konflik, friksi hingga perpecahan di dalam sebuah tim. Secara ilmiah, hal ini disebabkan tiga jenis generasi tersebut memiliki mindset dan mental set yang jauh berbeda.

Dan perbedaan tersebut mempengaruhi cara mereka merespon atau bersikap yang ditunjukkan dengan perilaku khas dalam menghadapi aneka tantangan. Termasuk dalam hal ini perbedaan dalam menjalankan fungsi Kepemimpinan.

Bagaimanapun, generasi milenia atau Generasi Z yang populasinya semakin meningkat, adalah para "singa" yang memiliki bakat serta potensi yang luar biasa dahsyat. Dan yang jelas, suatu saat mereka akan memegang tampuk estafet kepemimpinan.

Sayangnya, yang terjadi adalah, sebagian besar Generasi X dan Y memandang dengan ragu, bahwa para "singa" ini mulai tampak mengembik sebagaimana seekor kambing, meskpiun mereka lulusan universitas terkemuka dan lulus dengan nilai IPK tinggi.

Dan yang lebih parah lagi, berdasarkan pengalaman empiris penulis, sejujurnya suka tidak suka, senang tidak senang, justru cara atau gaya kepemimpinan Generasi X dan Y lah yang membuat para "singa" itu mulai mengembik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com