Di San Francisco, dua orang sahabat melakukan kegiatan ekonomi dengan menawarkan sharing space dari studio apartemennya. Lumayan, tiga orang yang mendaftar.
Sejak itu lahirlah kegiatan menyewakan space apa saja, mulai dari kamar yang menganggur, apartemen, kapal pesiar sampai tenda kemah.
Sekarang, gerakan ini telah berubah menjadi sharing economy yang besar, bahkan menggeser kebesaran jaringan hotel. Namanya Airbnb.
Orang-orang yang piknik ke luar negri menyewakan kamarnya. Pada saat ia menyewa kamar orang lain di tempat tujuan wisatanya. Uang pun berputar. Segala yang idle (menganggur) menjadi produktif karena teknologi yang menghubungkan semua pihak.
Ekonomi Gotong Royong
Semangat ekonomi gotong royong kita pelajari sejak di sekolah dasar. Di dana juga ada sharing, yaitu sharing tenaga.
Di Bali, kerjasama itu disebut Subak dan Ngayah, Mapalus (Manado), Gugur Gunung (Jogja), Sambatan (pesisir Jatim), Song Osong Lombhung (Bangkalan, Madura), Pawoda (NTT), Siadapari (Sumatera Utara) dan Paleo di Kaltim. Pokoknya dimana-mana ada.
Selain gotong royong, Indonesia juga punya perekonomiannya, yaitu ekonomi gotong royong. Bung Hatta pencetusnya.
Sebagai ekonom, Bung Hata yang berasal dari Sumatera Barat, sangat dekat dengan ekonomi gotong royong.
Di Desa Lasi, Kabupaten Agam, misalnya, jejak itu masih amat terlihat. Di sini saya diajak mantan Wali Nagari Lasi, Suardi Mahmud Bandaro Putiah menyaksikan gerakan ekonomi rakyat membangun kebun kopi warga desa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.