Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Ini Beda antara 'Sharing' dan 'Sharing Economy'

Kompas.com - 03/05/2016, 05:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Di atas ketinggian 1.400 menter di atas permukaan laut, Datuk Suardi menunjukkan pohon-pohon kopi yang di-sharing Rumah Perubahan empat tahun lalu.

Kami memberikan 20.000 bibit, dan kini pohon-pohon kopi kualitas premium mulai panen sedikit-sedikit.

Ia pun berpesan agar saya menceritakan kepada khalayak bahwa saya sudah sampai di lereng Marapi. “Agar mereka tahu Pak Rhenald sudah sampai di tempat nenek moyang orang Minang,” ujarnya sambal tersenyum.

Turun dari lereng, saya disambut puluhan warga adat. Mereka membangun balai pertemuan dengan bahan dari bambu, dan diberi nama “Istana Rakyat-Selaras Alam”. Ini bukan istana biasa, melainkan istana pelaku ekonomi Gotong Royong.

Jangan salah, mereka ini benar-benar petani. Tetapi di situ saya melihat Datuk Suardi menjalankan sendi-sendi ekonomi koperasi. Anggotanya dibuat pandai dengan diskusi rutin, dan merekapun punya impian bersama dari kegiatan ekonomi itu.

“Kami ingin naik haji bareng melalui kebun kopi ini,” ujarnya.

Melalui gerakan koperasi yang kita kenal, suara anggota didengar, dan manusia berkumpul dalam kegiatan ekonomi aktif yang hasilnya ditujukan demi kepentingan anggota: kesejahteraan.

Gotong Royong dan Aps

Di Rumah Perubahan, gagasan ekonomi Gotong Royong ditangkap oleh Alfatih Timur, yang pernah jadi mahasiswa saya di kelas Manajemen Perubahan di UI.

Timmy (begitu sapaan Alfatih) bercita-cita menjadi pemimpin. Tiga hari setelah bergabung di Rumah perubahan, Timmy saya ajak ke Pulau Buru dan saya tinggalkan beberapa hari di sana untuk bergabung dengan masyarakat adat desa.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com