Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang April, Imbal Hasil Reksa Dana Saham Ternyata Paling "Jeblok"

Kompas.com - 04/05/2016, 10:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang April 2016, reksadana saham mendulang imbal hasil (return) paling rendah dibandingkan jenis reksadana lain.

Data Infovesta Utama memperlihatkan, rata-rata return reksadana saham minus 0,41 persen dibandingkan kinerja bulan sebelumnya (Maret). Sementara jenis reksadana saham lainnya masih menorehkan kinerja positif.

Data menunjukkan, rata-rata return reksadana campuran tumbuh 0,59 persen, reksadana pendapatan tetap 1,3 persen, serta reksadana pasar uang terangkat 0,36 persen pada periode sama.

Adapun sejak awal tahun hingga April 2016, rata-rata return reksadana saham mencapai 4,97 oersen. Lalu reksadana campuran 5,75 persen, reksadana pendapatan tetap 6,48 persen, serta reksadana pasar uang 1,81 persen.

Siswa Rizali, President Director PT Asanusa Asset Management menilai, wajar apabila rata-rata return reksadana saham negatif pada April 2016.

Sebab, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga terkoreksi 0,14 persen pada periode sama. Tekanan berasal dari mayoritas saham-saham berkapitalisasi besar.

"Terlihat dari MSCI Large Cap yang minus 2,45 persen. Sedangkan MSCI Small Cap naik 1,54 persen," jelasnya.

Secara sektoral, Siswa menuturkan, performa saham sektor perbankan dan saham cyclical paling terpukul. Di antaranya adalah BBNI, BBRI, BMRI, BBCA dan ASII. Sebaliknya, kinerja saham sektor konsumer dasar seperti GGRM, HMSP dan TLKM melambung.

Head of Operation and Business Development Panin Asset Management Rudiyanto sependapat, penurunan kinerja IHSG turut berdampak negatif pada performa reksadana saham. Faktor pendorongnya, hasil laporan keuangan emiten yang kurang sesuai dengan ekspektasi.

"Sehingga meskipun IHSG sempat naik, akhir bulan terkoreksi. Eksternal malah minim sentimen," terangnya.

Beruntung, kinerja reksadana campuran masih menghijau. Rudiyanto berpendapat, imbal hasil reksadana "gado-gado" ini terbantu oleh pasar obligasi domestik yang bullish.

Mengutip data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks komposit obligasi domestik yakni Indonesia Composite Bond Index tumbuh 1,99% sepanjang April 2016.

Berpeluang Naik

Namun, Rudiyanto menduga, return reksadana saham masih berpeluang menanjak hingga akhir tahun 2016. Katalis positif bakal bersumber dari kebijakan pengampunan pajak alias tax amnesty yang tengah digodok oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Dari eksternal, angin segar akan bersumber dari peluang kenaikan rating dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) untuk peringkat utang Indonesia menjadi investment grade BBB-.

Pada 21 Mei 2015, S&P sudah mengerek outlook rating Indonesia dari stabil menjadi positif sekaligus mengafirmasi rating pada level BB+. "Kalau domestik kita bagus, maka pasar modal akan punya tenaga untuk naik," harapnya.

Investment Director PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana sepakat, pasar saham dalam negeri akan menghimpun amunisi jika ketentuan tax amnesty resmi berlaku. Namun, ada beberapa tantangan eksternal yang patut dicermati.

Di antaranya penurunan harga minyak dunia, penguatan mata uang Negeri Paman Sam, serta perlambatan ekonomi China.

"Prediksi saya, sepanjang tahun 2016 ini, return reksadana saham berkisar 10 persen sampai 12 persen. Reksadana campuran 12 persen-15 persen," pungkasnya. (Maggie Quesada Sukiwan)

Kompas TV Kapan Waktu Yang Tepat Berinvestasi Reksa Dana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN


Terkini Lainnya

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com