Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Bakal Hentikan Peredaran Uang Kertas 500 Euro

Kompas.com - 06/05/2016, 11:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC.com

LONDON, KOMPAS.com - Bank sentral Eropa (ECB) menyatakan tidak akan lagi mengedarkan uang kertas pecahan 500 euro atau setara 575 dollar AS.

Pasalnya, peredaran uang denominasi besar seperti itu dikhawatirkan akan memfasilitasi aktivitas ilegal maupun kejahatan.

Keputusan ini datang sejalan dengan surat keterangan dari Komisi Uni Eropa pada bulan Februari 2016 lalu terkait cara penggunaan uang kertas tersebut.

Pejabat senior Uni Eropa menyatakan kala itu bahwa mereka membutuhkan bukti-bukti bahwa uang kertas tersebut memfasilitasi tindak kriminal.

ECB mengatakan uang kertas pecahan 500 euro tetap menjadi alat tukar yang sah dan nilainya tidak berubah.

ECB bakal menghentikan peredaran uang kertas pecahan 500 euro pada akhir tahun 2018 mendatang. Periode itu dipilih ketika ECB menghadirkan uang kertas baru pecahan 100 euro dan 200 euro.

Pada laporan yang dirilis pada awal tahun ini oleh Harvard Kennedy School, Amerika Serikat, dinyatakan bahwa 20 negara terbesar di dunia harus menghentikan peredaran uang kertas pecahan besar, seperti 50 euro, 100 dollar AS, dan 500 euro.

Tujuannya adalah untuk mencegah tindak kejahatan. Peter Sands, mantan CEO Standard Chartered Bank mengatakan bahwa uang kertas berdenominasi besar disukai oleh kelompok teroris, gembong narkoba, dan para penghindar pajak.

"Arus uang ilegal dalam setahun mencapai lebih dari 2 triliun dollar AS," jelas Sands.

Kompas TV "Kurs Dollar Hari Ini" Merajai Google Tren Pekan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC.com


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com