Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Riset Terbaru: Aset Manajemen, Korban Pertama dari Menguatnya "Fintech"

Kompas.com - 06/05/2016, 16:00 WIB
Penulis Aprillia Ika
|
EditorAprillia Ika

KOMPAS.com — Berdasarkan riset terbaru CFA Institute, para pekerja di Wall Street harus mulai khawatir dengan membesarnya perusahaan digital berbasis jasa keuangan atau financial technology (fintech) yang bisa menggantikan posisi mereka.

Mayoritas responden, yang terdiri atas 3.000 analis keuangan di dunia, menilai aset manajemen sebagai industri yang paling terdampak dari hadirnya fintech.

Sebanyak 54 persen responden menyatakan, aset manajemen akan mendapatkan tantangan paling besar seiring penguatan fintech, disusul bank (16 persen), sekuritas (12 persen), asuransi (8 persen), dan lainnya (7 persen).

Kedepan, orang mungkin akan mengandalkan penasihat robot yang lebih murah dibandingkan ongkos penasihat tradisional. Jika hal ini berlaku, maka upah penasihat keuangan bisa tergerus.

Berdasarkan komentar eksekutif Wall Street pada pekan ini yang menghadiri konferensi global di Milken Institute, para pekerja keuangan di seluruh dunia sebaiknya mulai takut akan posisinya yang bisa digantikan oleh analis robot.

Dok. Bloomberg Riset CFA Institute.
Namun, tidak semua konsumen akan menerima robot sebagai penasihatnya. Survei CFA Institute memperlihatkan adanya perbedaan yang lebar antargrup konsumen yang melihat keuntungan peralatan otomatis di dunia keuangan.

Grup mass affluent, sebanyak 70 persen di antaranya, melihat hal ini sebagai peluang untuk menekan ongkos investasi dan meningkatkan aktivitas investasi. Namun, bagi grup ultra high earners, hanya 21 persen yang melihat hal ini menguntungkan.

Dalam riset juga disebutkan risiko apa saja dari penasihat keuangan otomatis ini. Sebanyak 46 persen responden khawatir adanya kesalahan algoritma, lalu 30 persen lain takut jika nasihat keuangan dari robot ini salah atau buruk, sedangkan 12 persen lebih khawatir masalah privasi data.

Kompas TV Bisnis Aplikasi Mulai Tumbuh di Indonesia (Bag 1)


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Bloomberg


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+