Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Apple Merosot ke Level Terendah 2 Tahun, Ada Apa?

Kompas.com - 09/05/2016, 15:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

NEW YORK, KOMPAS.com – Saham raksasa teknologi dunia Apple merosot hingga di bawah 92 dollar AS. Selama tahun 2016 ini saja, saham Apple sudah jatuh 12 persen dan pada akhir pecan lalu, saham Apple ditutup pada level terendah sejak Juni 2014 silam.

Ini adalah pukulan telak bagi Apple. Padahal, saham produsen iPad dan iPhone tersebut merupakan saham yang paling popular di kalangan investor perorangan.

Permasalahan yang menimpa saham Apple sebenarnya tidak lepas dari penjualan yang mengalami penurunan untuk pertama kalinya sejak tahun 2003.

Kejadian yang jarang ini disebabkan penurunan penjualan iPhone, yang merupakan refleksi dari kegagalan iPhone 6S dalam mendorong antusiasme dari pemilik iPhone seri terdahulunya.

Beberapa hari kemudian, investor kawakan Carl Icahn yang merupakan pendukung kinerja Apple di lantai bursa, menyatakan telah “membuang” saham Apple yang dimilikinya.

Investor dan miliarder ini menyoroti risiko atas upaya Apple untuk lebih dalam masuk ke pasar China, sumber penjualan Apple terbesar kedua setelah AS.

Menurut Icahn, meski Apple masih merupakan salah satu perusahaan besar, namun ia merasa cemas tentang bagaimana pemerintah China dapat mempersulit penjualan Apple di negara itu.

Kecemasan Icahn ini didukung fakta bahwa layanan iBooks dan iTunes Movie terhambat regulator sensor di China.

CEO Apple Tim Cook pun kabarnya berencana mengunjungi China pada bulan ini. Cook rencananya bakal bertemu dengan pejabat tingkat tinggi China.

Kecemasan akan kondisi di China membuat Apple menjadi saham terburuk kedua di bursa Dow Jones tahun ini, berada di bawah Intel. 

Kompas TV Apple Paling Banyak Muncul Di Film Box Office

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com