Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Efektifkah Kebijakan OJK?

Kompas.com - 10/05/2016, 08:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

NIM perbankan per akhir Februari 2016 mencapai 5,47 persen, meningkat dibandingkan akhir Desember 2015 yang sebesar 5,39 persen.

Rasio NIM perbankan juga cenderung meningkat sejak 2014.

Hampir semua bank-bank besar memiliki NIM di atas 5 persen. Bank terbesar di Indonesia, Bank BRI, bahkan memiliki NIM sebesar 8,09 persen.

Apakah mungkin, bank-bank besar mau menurunkan NIM-nya hingga di bawah 4 persen untuk sekadar mendapatkan insentif pembukaan cabang?

Meningkatkan daya saing

Upaya OJK untuk mendorong penurunan NIM bagaimanapun patut diapresiasi.

Penurunan NIM berarti mempersempit rentang (spread) bunga kredit dan simpanan.

Dengan rata-rata bunga kredit sebesar 12,4 persen dan rata-rata bunga simpanan sebesar 7,32 persen, maka rentang bunga perbankan saat ini adalah sekitar 5 persen poin.

Melalui kebijakan insentif, OJK ingin mendorong agar NIM perbankan bisa di bawah 3 persen.

Artinya, rentang bunga juga didorong turun menjadi 3 persen.

Jika diasumsikan bunga simpanan tetap sebesar 7,32 persen, maka bunga kredit akan turun dari 12,4 persen menjadi sekitar 10,3 persen.

Jika suku bunga simpanan juga bisa diturunkan ke level 4 persen misalnya, maka suku bunga kredit menjadi hanya 7 persen.

Turunnya bunga kredit akan membuat pelaku usaha domestik memiliki daya saing di pasar internasional.

Sebab, biaya produksi akan berkurang sehingga perusahaan bisa menjual produknya dengan harga dan kualitas yang lebih kompetitif di pasar global.

Dibandingkan negara-negara tetangga, suku bunga kredit di Indonesia memang terlampau tinggi.

Rata-rata bunga kredit di Malaysia hanya 4 persen, di Singapura hanya 5,5 persen, dan di Thailand sekitar 7 persen.

Bank Dunia/M Fajar Marta Perbandingan Bunga Deposito dan Kredit Negara-negara ASEAN

Penalti

Namun sayangnya, OJK setengah hati dalam mendorong penurunan bunga kredit.

Sebab, jika hanya diiming-imingi insentif, perbankan tidak serta merta akan mengikuti apa yang dinginkan OJK.

Pengalaman masa lalu berulangkali menunjukkan, aturan tanpa penalti terbukti kurang efektif.

Ketua OJK Muliaman Hadad tentu masih ingat pada 2010, Bank Indonesia  juga memiliki kebijakan serupa.

Kala itu, Muliaman, yang tengah menjabat Deputi Gubernur BI mengatakan, upaya menyempitkan rentang bunga akan menjadi salah satu fokus BI pada 2010. 

Menurut dia, BI akan mendorong peningkatan efisiensi perbankan, terutama dalam mengembangkan teknologi informasi.

Namun setelah enam tahun berlalu, bunga kredit perbankan masih tinggi saja.

Karena itu, agar efektif, OJK sebaiknya juga memberikan penalti.

Ekonom Dradjad Wibowo pernah mengusulkan agar otoritas perbankan menerapkan cukai atau penalti terhadap bank yang NIM-nya di atas NIM yang ditentukan, misalnya 4 persen.

Caranya, kelebihan NIM dikenai pungutan seperti cukai. Alasannya, NIM yang tinggi merugikan sektor riil.

Bisa juga, bank yang NIM-nya berlebih dikenakan giro wajib minimum (GWM) tambahan.

Namun, apapun itu semua berpulang kepada OJK selaku otoritas perbankan.

Kita tentu berharap, aturan OJK yang baru ini benar-benar efektif dalam mendorong penurunan suku bunga kredit.

Kompas TV Suku Bunga Turun, Daya Saing Perbankan Kuat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com