Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Reklamasi Teluk Jakarta, Pemerintah Dinilai Tak Pernah Perhitungkan Dampak Sosial

Kompas.com - 22/05/2016, 15:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dinilai tidak pernah benar-benar memperhitungkan dampak sosial dalam proses pembangunan.

Kepala Divisi Perempuan Melawan Perdagangan Bebas dan Investasi, Solidaritas Perempuan, Arieska Kurniawaty menuturkan dalam proyek reklamasi Teluk Jakarta sangat terlihat pemerintah mengabaikan dampak sosial pembangunan pulau buatan itu.

Arieska memandang, partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan sangat minim.

"Padahal kalau kita bicara pesisir, itu ruang perempuan. Laki-lagi bisa pergi melaut ke tengah. Aktivitas perekonomian perempuan itu lebih banyak di pesisir," ucap Arieska, di Jakarta, Minggu (21/5/2016).

"Artinya, ketika pesisir terancam, maka kehidupan perempuan juga akan terancam. Tapi faktanya, perempuan tidak pernah dilibatkan, tidak pernah diperhitungkan situasi dan kondisinya," imbuhnya.

Arieska mengingatkan, janji politik Presiden Joko Widodo kepada masyarakat salah satunya yaitu untuk melindungi kelompok marginal, kelompok yang tidak pernah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

"Tapi komitmen itu tidak nampak terlihat dalam proses berjalannya proyek reklamasi," ucap Arieska.

Di sisi lain, Arieska mengklaim hingga kini pun tidak ada data berapa jumlah perempuan nelayan yang ada di Teluk Jakarta dan Indonesia.

Padahal organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO) sudah merekomendasikan negara-negara anggotanya untuk memiliki data dan sebaran perempuan nelayan.

Lebih lanjut dia bilang, jika ternyata Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta soal pemberian izin reklamasi tidak dicabut dan terus berjalan, maka hal tersebut akan merampas kehidupan khususnya perempuan.

"Saya tidak bicara ekonomi. Tapi bagaimana identitas mereka sebagai perempuan pesisir? Dampak sosial seperti itu tidak pernah diperhitungkan, karena pemerintah kita selalu bicara masalah pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya tidak berdampak pada kesejahteraan masyarakat," pungkas Arieska.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan 'Transfer Pricing'

Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan "Transfer Pricing"

Whats New
OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com