"Respons yang efektif diperlukan untuk menekan dampak terhadap hutan dan masyarakat, dari meningkatnya permintaan untuk minyak sawit. Dan minyak sawit berkelanjutan bersertifikat harus menjadi bagian dari solusi," terang Tiur.
Peran RSPO
Sejak 2004 RSPO dibentuk dengan melibatkan pemangku kepentingan seperti petani pekebun, pedagang, pabrik manufaktur, LSM lingkungan dan sosial, bank serta investor, dan retailer.
Hasil dari praktik berkebun secara berkelanjutan yakni pada 2015, sebanyak lebih dari 20 persen minyak sawit di dunia sudah bersertifikat RSPO.
Catatan RSPO Indonesia, produksi minyak sawit berkelanjutan atau Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) dunia mencapai 12,90 metrik ton per April 2016. Adapun luas lahan bersertifikat mencapai 3,5 hektare pada periode sama.
"Indonesia berkontribusi lebih dari 50 persen CSPO dunia. Dari sisi dagang ini menjadi bentuk persaingan. Dari sisi lingkungan ini harus menjadi perhatian," ucapTiur.
Per April 2016, produksi CSPO Indonesia mencapai 6,67 metrik ton, dan luas lahan bersertifikat mencapai 1,61 hektare.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.