Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Sawit Swadaya Rasakan Manfaat Bersertifikat RSPO

Kompas.com - 25/05/2016, 09:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAMBI, KOMPAS.com - Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Tanjung Sehati, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi merupakan satu dari tiga gabungan kelompok petani sawit swadaya di Indonesia yang telah mengantongi sertifikat Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

GAPOKTAN Tanjung Sehati terdiri dari enam kelompok tani dengan total anggota sebanyak 214 orang, dengan hasil produksi tandan buah segar (TBS) rata-rata 5.500 ton per tahun.

Kepala GAPOKTAN Tanjung Sehati Jalal Sayuti mengatakan, sejak tahun 2014 GAPOKTAN Tanjung Sehati telah mendapatkan sertifikasi RSPO dengan total kebun seluas 316,57 hektare (Ha).

"Saat ini setelah mendapatkan sertifikasi RSPO, sangat banyak manfaat yang kami peroleh, diantaranya kami mendapatkan keterbukaan informasi baik dari pemerintah maupun pihak swasta, kami mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang sawit berkelanjutan, mendapatkan penjualan dari sertifikasi RSPO, serta bisa membeli aset tanah dan kebuh untuk organisasi kami," tutur Jalal, di Merangin, Jambi, Selasa (24/5/2016).

Jalal mengungkapkan, proses mengubah praktik berkebun menjadi konsep berkelanjutan memang tidak mudah.

Sejak 2006 GAPOKTAN Tanjung Sehati didampingi Yayasan SETARA terus mendorong pemberdayaan petani dengan penuh tantangan seperti traumatik organisasi, kondisi jalan dan akses transportasi yang tidak mendukung, serta akses pupuk yang susah didapat.

Selain itu, diakui Jalal, untuk mendapatkan bibit bersertifikat juga sangat sulit. Petani swadaya juga minim informasi harga TBS, dan minim pengetahuan perkebunan kelapa sawit.

"Memang menjadi suatu awal yang berat untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi lebih baik," ucap Jalal.

Namun, proses panjang itu terbayar setelah mereka mendapatkan sertifikasi RSPO.

Jalal mengakui, memang soal harga tidak ada perbedaan antara ketika belum memiliki sertifikasi RSPO dan sesudahnya.

Akan tetapi, sambung Jalal, akses informasi dan harga TBS serta pabrik penyerap produk menjadi lebih terbuka.

Sayangnya, Jalal menambahkan, tidak ada pabrik kelapa sawit (PKS) yang bersertifikasi RSPO di Kabupaten Merangin.

Padahal, TBS dari kebun yang bersertifikasi RSPO hanya bisa dijual ke PKS yang juga mengantongi sertifikasi RSPO.

"Kami jualnya ke perusahaan yang terdekat saja, seperti Sari Aditya Loka (SAL) 1, Agrindo Indah Persada (AIP) masih grup Wilmar," kata Jalil.

Selain penjualan langsung ke perusahaan yang sudah berstandar RSPO, GAPOKTAN Tanjung Sehati juga mendapatkan penjualan dari sertifikasi RSPO.

Peneliti dari RSPO Imam A. El Marzuq menjelaskan, penjualan dari sertifikasi RSPO maksudnya yaitu virtual trading atau biasa disebut book and claim.

"Misalnya satu ton TBS setara satu lembar sertifikat. Kalau ada 5.500 ton TBS, berarti ada 5.500 lembar book and claim yang bisa diperdagangkan melalui platform Green Palm. Pembelinya bisa siapa saja," kata Imam.

Biasanya, kata dia, rate yang ditawarkan dalam lelang terbuka lebih baik dibandingkan perdagangan fisik. Umumnya, untuk tiap lembar sertifikat dibuka lelang dengan rate 2,5 dollar AS per lembar.

RSPO Certified Sustainable Palm Oil and Certified Sustainable Palm Kernel Volume (tonnes), per April 2016.
Tantangan Petani Swadaya

Imam mengungkapkan data RSPO per Mei 2016 menunjukkan, hingga saat ini baru ada tiga gabungan kelompok tani di Indonesia yang mengantongi sertifikasi RSPO.

"Pertama, Asosiasi Petani Sawit Swadaya Amanah di Riau. Kedua, Koperasi Tani Maju di Sumatera Selatan. Dan ketiga, Gapoktan Tanjung Sehati, Jambi," kata Imam.

Jumlah petani sawit swadaya dari ketiganya mencapai 810 orang dengan luas lahan 1.972 Hektare.

Di Indonesia, petani yang dikategorikan petani swadaya yaitu mereka yang memiliki luas lahan garapan di bawah 25 Ha.

"Tantangan umum petani swadaya adalah masih banyak penggunaan bibit tidak bersertifikat, tingkat teknologi masih rendah, dokumentasi sangat terbatas, kelembagaan petani lemah, persoalan dana, dan ketersediaan pabrik pengolah TBS bersertifikat," pungkas Imam.

Kompas TV Pola Tanam Sawit Ini Lebih Ramah Lingkungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com