JAKARTA, KOMPAS.com – PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjalin kerja sama dengan PT Kopelindo Infrastruktur di bidang pembiayaan bersama (co-financing) untuk proyek-proyek infrastruktur Indonesia.
Penandatangan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Presiden Direktur IIF Arisudono Soerono dengan Direktur Utama Kopel Infrastruktur Herianto Pribadi, di Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti serta Ketua Kopelindo Deddy SA Kodir menyaksikan penandatanganan tersebut.
Herianto menyampaikan, Kopelindo Infrastruktur menargetkan pembiayaan sebesar 125 juta dollar AS untuk tahun 2016-2017.
Sebagai anak perusahaan dari koperasi karyawan dan pensiunan Bulog (Kopelindo), Herianto mengatakan pihaknya juga akan fokus pada infrastruktur pangan.
“IIF tidak menganggarkan budget khusus, karena memang kami perusahaan pembiyaan. Berapa yang dibutuhkan klien akan kami siapkan. Makin besar, makin baik,” kata Arisudono dalam konferensi pers, usai penandatanganan.
IIF dan Kopelindo Infrastruktur menyepakati kerja sama pembiayaan bersama dan jasa advisory atau konsultasi untuk proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, baik yang dibangun pemerintah, KPBU, BUMN/BUMD, maupun swasta.
Adapun sektor yang akan dibiayai secara bersama-sama difokuskan pada sarana dan prasarana yang dapat memperlancar mobilitas arus barang dan jasa.
Dalam sambutannya, Djarot mengajak Bulog, Kopelindo dan anak usahanya untuk semaksimal mungkin meraih peluang usaha baru, dan berani mengambil bisnis yang ada di sekitar Bulog.
“Manfaatkan modal dan aset Kopelindo secara tepat dan transparan. Hindari konflik kepentingan personal dan kelompok tertentu,” kata Djarot.
Deddy menuturkan saat ini aset Kopelindo mencapai Rp 2,6 triliun, dengan pertumbuhan bisnis tahunan 23 persen.
Deddy menyampaikan apresiasi kepada Menteri Keuangan yang telah memberikan kepercayaan kepada Kopelindo untuk turut aktif dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Sementara itu, Bambang mengatakan dengan masuk ke bidang infrastruktur, berarti Kopelindo Infrastruktur sudah mendukung prioritas pembangunan nasional.
Namun begitu, Bambang menegaskan, selain menggenjot infrastruktur, pemerintah juga mempunyai prioritas kedaulatan pangan.
“Infrastruktur pangan ini tidak hanya irigasi, tetapi bisa juga distribusi atau menyiapkan pasokan sendiri. Saya harapkan Kopelindo bisa menjadi konglomerat pangan. Karena kalau Bulog yang masuk, bilang pingin jadi konglomerat, nanti akan di-bully, karena Bulog masih punya fungsi sosialnya,” terang Bambang.